Minggu, 01 Desember 2019

Gebyar PKH, Bupati Tantang 5 KPM PKH Kec. Karangan yang Berani Graduasi Mandiri tahun depan





Pagi ini pukul 06.00 WIB dihalaman kantor kecamatan karangan tidak seperti biasanya, ribuan orang yang didominasi ibu-ibu tampak antusias mengikuti gerakan instruktur senam. Ternyata mereka adalah KPM PKH sekecamatan Karangan sedang mengikuti gebyar PKH. 30/11

Gebyar PKH Kecamatan Karangan ini bertujuan untuk sosialisasi, memberikan motivasi kepada KPM PKH sekecamatan Karangan dan juga memberikan penghargaan bagi KPM yang Graduasi Mandiri, ungkap elita ketua pelaksana.


Rangkaian kegiatan gebyar PKH ini diantaranya, senam masal yang diikuti oleh 1200 KPM PKH sekecamatan Karangan, perwakilan 20 KPM PKH Graduasi Mandiri dari kecamatan karangan, kecamatan suruh dan kecamatan pule. Selain itu juga ada pembagian puluhan dorprize yang diundi melalui kupon yang diberikan panitia, dengan hadiah utama sebuah sepeda lipat persembahan dari sponsor. Dukungan kegiatan ini diantaranya pemerintah kabupaten Trenggalek, paguyuban e-warong, BNI46, sawuaji ponsel, BPJS Ketenagakerjaan, BNR, unilever, aloha, dan hiburan oleh alexelektone.


Salah satu bisnis proses dalam PKH yakni graduasi, jelas korkab. Ada graduasi alami yakni mereka yang sudah tidak memiliki komponen dan yang satunya graduasi mandiri. Graduasi jenis kedua ini yang menjadi tujuan PKH dengan adanya perubahan perilaku, sikap, mental dan meningkatnya kesejahteraan KPM. 

Pada pukul 09.00 WIB Bupati Trenggalek hadir disambut dengan lagu mars PKH dan yel2 PKH, meskipun cuaca cukup terik tak menyurutkan semangat para ibu ibu KPM. Seremonial pertama dengan memberikan piagam penghargaan kepada 20 orang KPM Graduasi Mandiri.

"Bapak ibu disini apakah ada yang pingin terus menerima bantuan selamanya", awal sambutan Bupati Trenggalek menyapa peserta gebyar PKH.


Tidak hanya itu, bahkan Mas Ipin (sapaan akrab) menantang 5 orang KPM yang siap graduasi mandiri tahun depan akan diberikan uang tunai Rp 500.000 saat itu juga. Lima orang yang berani menerima tantangan yakni ibu Sulistiani dari sumberingin ingin buka warung makanan, Nurhayati jualan jagung rebus, mutmainah usaha batu bata, Ribut astuti toko mracang, dan Yuniarti dari kedungsigit yang ingin punya ternak sapi.

Keberhasilan dari sebuah program bantuan sosial itu dimana seorang penerima tidak lagi bergantung pada bantuan. Peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi keluarga berkat dari kegigihannya dalam usaha yang dimilikinya. (spv)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar