Senin, 20 Januari 2020

LABELISASI STIKER "KELUARGA PRA SEJAHTERA" UNTUK 20 RIBU PENERIMA BANSOS DI TRENGGALEK



Mulai hari ini (senin, 20/01/2020) Keluarga penerima bantuan sosial PKH dan BPNT ditempeli stiker dirumah mereka. Di awali pemasangan secara simbolis di desa gondang kecamatan Tugu Oleh kepala Dinas Sosial, PPPA bersama muspika dan tiga pilar desa.

"Hari ini kita mulai melakukan pemasangan stiker dirumah keluarga yang mendapatkan bantuan sosial PKH dan BPNT", ujar Kepala Dinsos, PPPA. 


Pemasangan stiker saat ini kemampuan anggaran pengadaan melalui PAK masih mampu sebanyak 20.000, dari 34 ribu KPM PKH dan 52 ribu KPM BPNT. Pemasangan ini bertujuan sebagai penanda bahwa keluarga tersebut menerima bantuan sosial dari pemerintah berupa Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) PBI. Selain itu dengan penempelan ini semoga memiliki efek psikologis, sebagai transparasi penerima bantuan, sekaligus masyarakat bisa melihat dan menilai kelayakan keluarga yang menerima bantuan.

Teknis penempelan ini didukung sepenuhnya oleh kepolisian dan TNI melalui BKTM serta Babinsa yang ditugaskan dimasing-masing desa. Lantas bagaimana menentukan 20 ribu rumah yang harus ditempeli stiker?. Dokter Ratna menjelaskan bahwa data yang ada kita filter dan dipilih secara system yang persentilnya tinggi, selain itu kami juga menerima usulan dari masyarakat dan dari pihak manapun untuk diprioritaskan ditempeli stiker.


"Sasaran kita terutama yang rumahnya sudah bagus, agar mereka ada rasa malu menerima bantuan sosial", ujar kadinsos.

Perihal mengeluarkan kepesertaan bukan hal sulit, namun harapannya adanya perubahan mind set atau pola berfikir masyarakat bahwa bantuan ini bukan hanya sekedar rejeki dari pemerintah untuk siapapun, namun bantuan ini diperuntukkan masyarakat miskin. Berbagai upaya dilakukan untuk menyadarkan dengan memberikan motivasi kepada KPM PKH agar mau secara sadar jika kondisi ekonomi keluarga sudah baik untuk mau mengajukan graduasi mandiri. 

Setiap rumah yang ditempeli diperkuat dengan mendandatangani surat pernyataan dari keluarga untuk kesediaanya ditempeli stiker. Dalam surat pernyataan tersebut keluarga menerima atau menolak ditempeli stiker, jika menolak konskuensinya harus siap keluar dari kepesertaan penerima bantuan sosial. spv

Minggu, 01 Desember 2019

Gebyar PKH, Bupati Tantang 5 KPM PKH Kec. Karangan yang Berani Graduasi Mandiri tahun depan





Pagi ini pukul 06.00 WIB dihalaman kantor kecamatan karangan tidak seperti biasanya, ribuan orang yang didominasi ibu-ibu tampak antusias mengikuti gerakan instruktur senam. Ternyata mereka adalah KPM PKH sekecamatan Karangan sedang mengikuti gebyar PKH. 30/11

Gebyar PKH Kecamatan Karangan ini bertujuan untuk sosialisasi, memberikan motivasi kepada KPM PKH sekecamatan Karangan dan juga memberikan penghargaan bagi KPM yang Graduasi Mandiri, ungkap elita ketua pelaksana.


Rangkaian kegiatan gebyar PKH ini diantaranya, senam masal yang diikuti oleh 1200 KPM PKH sekecamatan Karangan, perwakilan 20 KPM PKH Graduasi Mandiri dari kecamatan karangan, kecamatan suruh dan kecamatan pule. Selain itu juga ada pembagian puluhan dorprize yang diundi melalui kupon yang diberikan panitia, dengan hadiah utama sebuah sepeda lipat persembahan dari sponsor. Dukungan kegiatan ini diantaranya pemerintah kabupaten Trenggalek, paguyuban e-warong, BNI46, sawuaji ponsel, BPJS Ketenagakerjaan, BNR, unilever, aloha, dan hiburan oleh alexelektone.


Salah satu bisnis proses dalam PKH yakni graduasi, jelas korkab. Ada graduasi alami yakni mereka yang sudah tidak memiliki komponen dan yang satunya graduasi mandiri. Graduasi jenis kedua ini yang menjadi tujuan PKH dengan adanya perubahan perilaku, sikap, mental dan meningkatnya kesejahteraan KPM. 

Pada pukul 09.00 WIB Bupati Trenggalek hadir disambut dengan lagu mars PKH dan yel2 PKH, meskipun cuaca cukup terik tak menyurutkan semangat para ibu ibu KPM. Seremonial pertama dengan memberikan piagam penghargaan kepada 20 orang KPM Graduasi Mandiri.

"Bapak ibu disini apakah ada yang pingin terus menerima bantuan selamanya", awal sambutan Bupati Trenggalek menyapa peserta gebyar PKH.


Tidak hanya itu, bahkan Mas Ipin (sapaan akrab) menantang 5 orang KPM yang siap graduasi mandiri tahun depan akan diberikan uang tunai Rp 500.000 saat itu juga. Lima orang yang berani menerima tantangan yakni ibu Sulistiani dari sumberingin ingin buka warung makanan, Nurhayati jualan jagung rebus, mutmainah usaha batu bata, Ribut astuti toko mracang, dan Yuniarti dari kedungsigit yang ingin punya ternak sapi.

Keberhasilan dari sebuah program bantuan sosial itu dimana seorang penerima tidak lagi bergantung pada bantuan. Peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi keluarga berkat dari kegigihannya dalam usaha yang dimilikinya. (spv)

Kamis, 14 November 2019

SDM PKH Kabupaten Trenggalek Goes To Jogja


Adzan subuh memecah kesunyian pagi saat rintik hujan disertai  kabut tebal menyelimuti   kawasan wisata Kaliurang Yogyakarta, 02 November 2019 kemarin saat rombongan Pendamping sosial PKH dan Dinsos & P3A Trenggalek tiba dan beristirahat sejenak sambil beribadah di sebuah masjid. Bukan tanpa tujuan jika rombongan sepagi itu sudah tiba di Kaliurang karena pagi hari sudah harus melakukan aktifitas bersama di lereng Merapi yang lokasinya tidak jauh dari tempat tersebut.


Dengan mengendarai tiga bus dan sekitar 120-an SDM yang tergabung di dalamnya, agenda rombongan  Peningkatan Kapasitas SDM PKH  tersebut  yang pertama dilakukan adalah outbond di Kali Kuning, lereng gunung Merapi. Outbond dengan bermaterikan permainan-permainan kekompakan yang menggabungkan olahraga, intelegensia dan emosi para peserta mampu membuat riuh kawasan tersebut di tengah situasi cuaca yang kurang bersahabat.



Acara tersebut kemudian diakhiri dengan closing statement oleh Kabid Linjamsos, pak Mustofa, SE terkait tugas dan posisi (tupoksi) strategis  pendamping sosial PKH dalam pengentasan kemiskinan. Dalam melaksanakan tugas mulia tersebut pendamping tidak boleh bekerja sendiri-sendiri, harus kompak, menaati peraturan dan yang terpenting tidak boleh menyalahgunakan wewenang dan jabatan.



Selanjutnya pada hari kedua, 03 November 2019 bertempat di Tara Hotel Yogyakarta semua SDM wajib mengikuti sesi Peningkatan Kapasitas SDM PKH lanjutan dari rangkaian acara kemarin  dengan tema,  PENINGKATAN KUALITAS SDM PKH TERKAIT POSISI STRATEGIS PKH DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMISKINAN dengan narasumber Drs. Prih Wardoyo, MPA dari BBP3KS Regional III Kemensos RI di Yogyakarta dan Feri Istanto, S.Sos,M.Ec.dev dari Dinsos Sleman.

Dalam sesi tersebut banyak pelajaran yang bisa diambil terkait manajemen PKH baik di lapangan dan di kantor terutama menghadapi tuntutan jaman yang mengharuskan setiap data bisa terupdate sesuai fakta yang ada.


Dari Pak Prih yang merupakan Widya Iswara senior, banyak narasi-narasi dan pengalaman baru yang bisa disuritauladani selain belajar angka-angka dan data kemiskinan di Jawa Timur dan kebijakan pemda dan pemprov dalam mengatasi hal tersebut. Semisal solusi jitu bagaimana pendamping sosial PKH harus memposisikan dirinya di lapangan agar tetap fokus dalam pemberantasan kemiskinan dan juga etos kerja di lapangan.

Ada beberapa etos kerja unggul yang dipaparkan oleh beliau yaitu: Pertama, KERJA ITU IBADAH, Kerja adalah pengabdian, aku sanggup bekerja serius. Kedua, KERJA ITU SUCI, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar. Ketiga, KERJA ITU SENI, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup bekerja kreatif. Keempat, KERJA ITU AMANAH, kerja adalah tanggungjawabku, aku sanggup bekerja tuntas. Kelima, KERJA ITU SEHAT, kerja adalah aktualisasi, aku sanggup bekerja keras. Keenam, KERJA ITU ANUGRAH , kerja itu kehidupan, aku sanggup bekerja hebat. Ketujuh, KERJA ITU KEHORMATAN, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul. Kedelapan, KERJA ITU MULIA, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna.

Karena itu Pak Prih menekankan untuk menjadi PENDAMPING SOSIAL yang SIP (Santun, Integritas dan Profesional) dan merujuk pada Praktik-praktik profesional pekerjaan sosial  agar dalam jangka waktu 6 tahun mampu menggraduasi 100% KPM dan jangan berpikir apabila semua KPM diwisuda ganti pendamping yang berposisi sebagai KPM karena pekerjaan sosial tidak akan pernah ada habisnya.
.
Demikian juga dari kasi Pemberdayaan Sosial Dinsos Sleman, pak Feri, yang membawakan makalah berjudul PERCEPATAN GRADUASI MANDIRI BAGI KPM PKH KABUPATEN SLEMAN yang menyoroti upaya percepatan graduasi dengan pendataan KPM tepat sasaran, memotivasi melalui P2K2 dan home visit dan juga dimotivasi melalui pertemuan khusus.

Selain itu, pak Kasi juga menyoroti terkait program paska graduasi dengan tetap menitikberatkan komplementaritas (BPNT, KUBE, KIS dan KIP), perlindungan sosial (JPS pendidikan dan JPS kesehatan) , bantuan modal (bantuan UEP PKH graduasi) dan penghargaan (semisal piagam dari bupati). Dari paparan tersebut, ada banyak pengalaman lapangan yang perlu ditindaklanjuti para pendamping Trenggalek utamanya terkait Sosialisasi Graduasi Sejahtera Mandiri (GSM).

Rangkaian acara Pembelajaran kemudian ditutup dengan sesi motivasi dengan menghadirkan motivator kelahiran Padang yang sudah lama menetap di Yogyakarta yaitu Kiki F. Wijaya. Motivator handal ini tidak saja mampu membuat semangat para peserta PKH, tetapi juga mampu membangkitkan kesadaran kolektifitas yang penuh dengan empati dan simpati sehingga diharapkan nantinya para peserta ketika sudah di lapangan mampu memanajemen dan mengontrol emosi, kesadaran untuk berbagi dan mengurangi egosentrisme.(131119/P2U)