Selasa, 11 Desember 2018

TRANSFORMASI RASTRA KE BPNT


Trenggalek, 11 Desember 2018 bertempat diaula Kec.Gandusari, PPKH Kec.Gandusari mengadakan sosialisasi terkait perubahan  atau transformasi dari Beras Sejahtera ke Bantuan Pangan Non Tunai. 
Acara yang dihadiri oleh 45 perwakilan KPM PKH se-Kec.Gandusari ini dimulai pada pukul  08.30 WIB.  Acara dimulai dengan sambutan dari  Bapak Samelan selaku Sekcam Gandusari  sekaligus  membuka acara Sosialisasi pada pagi yang cerah ini.
Acara selanjutnya yaitu acara inti sosialisasi transformasi rastra ke BPNT yang disampaikan oleh Bapak Suparlan S.Pd Kabid Pemberdayaan dan Pengembangan Sosial Dinsos, PPPA Kab. Trenggalek. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan  tentang komplementaritas bantuan yang berhak didapatkan oleh KPM PKH. Termasuk bantuan RASTRA yang pada November 2018  ini dirubah menjadi BPNT. BPNT merupakan bantuan soaial pangan yang disalurkan dalam bentuk non-tunai dari pemerintah kepada KPM 
 setiap bulannya  sebesar Rp.110.000,00 melalui mekanisme uang elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan  pangan di E-Warong yang bekerjasama dengan Bank Penyalur / Agen BPNT. Bahan pangan dalam hal ini adalah beras dan atau telur. Untuk peserta PKH yang mendapatkan BPNT akan didampingi oleh pendamping PKH sedangkan di luar KPM PKH akan didampingi oleh TKSK. Dengan disisipi guyonan guyonan yang khas, beliau menyampaikan mekanisme pamanfaatan batuan oleh KPM secara gamblang dan jelas. 
Bapak Kabid juga menyampaikan bahwa tujuan dari program  BPNT ini yaitu untuk mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan serta memberikan gizi yang lebih seimbang kepada keluarga penerima manfaat. Selain itu, untuk meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerrimaan bantuan serta memberikan  pilihan dan kendali kepada KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan. Sehingga hal ini bisa mendorong tercapainya pembangunan masyarakat  yang berkelanjutan.(DV)

Laporan di tulis oleh : Devi Rianti Pendampig Sosial PKH Kec. Gandusari

Senin, 10 Desember 2018

KPM PKH SADAR ARTI PENTINGNYA PERLINDUNGAN ANAK

Bertempat di balai desa Karanganom, kecamatan Durenan pada hari senin 10 Desember 2018 pukul 10:00 sampai pukul 12:00 dilaksanakan Sosialisasi Perlindungan Anak dengan sasaran KPM PKH desa tersebut.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh pendamping  PKH  Durenan bekerja sama dengan perangkat desa setempat menyasar kurang lebih sekitar seratus anggota KPM PKH.

Acara dibuka dengan sambutan oleh korcam Durenan, bpk Misbakhul Munir. Dalam kesempatan tsb, beliau menyoroti tentang peranan program keluarga harapan dalam menekan angka kdrt dan memberikan warna baru bagi perlindungan anak dan perempuan. Selain itu, korcam yang berdedikasi tinggi dengan gerakan lintas sektoralnya tersebut juga memberi pemahaman terhadap aturan di PKH dan kaitannya dengan MPM.

Sambutan kedua diberikan kepada kepala desa setempat yaitu bapak Suherlan. Pak Kades nyentrik ini menggunakan kesempatan di mimbar dengan mengedukasi masyarakat soal surat menyurat dan jalur yang digunakan untuk memperbaiki data kemiskinan lewat musdes dan muskel. Selain itu beliau juga menyoroti tentang pentingnya menjaga keharmonisan desa menjelang pilkades dan pilpres.


Sejurus kemudian, keynote speaker bu Tina dari Dinas sosial dan P3A mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan ilmunya terkait perlindungan anak.
Ibu yang murah senyum tersebut memulai temanya dengan menyoroti perilaku anak di era milenial. Mulai dari persoalan kecanduan hp, tata krama bermedsos dan pergaulan anak secara virtual yang makin tak terkendali.

Keluarga sebagai sebuah benteng terdepan dalam menghadapi era milenial, jelas membutuhkan orang tua yang bisa memahami dan mengerti era modern dalam mendidik dan mengarahkan anak.

Salah satu yang dianggap vital adalah komunikasi sebagai jembatan penghubung agar pemahaman anak dan orang tua bisa selaras dan bersinergi.

Selain itu, pendekatan secara agamis juga dianggap sebagai salah satu kunci yang paling krusial dalam membentuk karakter/kepribadian anak.

Diluar itu, logika benar salah dan kejujuran dianggap sebagai stimulan bagi pengembangan kepribadian yang utuh.

Agar persoalan dalam masyarakat dalam hal terkecil keluarga, ibu Tina juga menekankan pentingnya meminta maaf dan menjaga emosi sehingga anak bisa mandiri dalam bersikap.

Tak lupa, kesetaraan gender juga butuh disosialisasikan dalam membentuk sebuah keluarga yang harmonis, sehingga tidak ada lagi sekat-sekat yang justru malah memperkaku suasana. Dengan saling bersinergi akan terjalin sebuah keluarga yang harmonis dan sejahtera.(P2U)



Dilaporkan Oleh: Priya Pambudi Utama, Pendamping Sosial PKH Kec. Durenan

Kamis, 11 Oktober 2018

Zona 4 : Inovasi Diklat Mandiri FDS di Kecamatan Panggul

foto didepan Balai Rakyat Kecamatan Panngul

Trenggalek, 11 Oktober 2018. Sesuai dengan rencana pelaksanaan pelatihan mandiri FDS yang terbagi dalam 4 kali putaran, di zona 4 ini merupakan putaran terakhir di laksanakan kegiatan tersebut. Meliputi wilayah kecamtan dongko dengan peserta 16 pendamping dan kecamatan panggul 16 orang juga, bertempat di balai rakyat yang terletak di sebelah selatan kantor kecamatan panggul. Fasilitator yang melatih di wilayah zona 4 ini 3 orang yakni Antok korkab, Munir pendamping kecamatan Duernan dan Agus Supervisor PKH Trenggalek.

Sebagai pembuka menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars PKH semakin menambah semangatnya dan kesakralan acara. Hadir dalam pelatihan ini kasi kesra kebetulan menggantikan bapak camat panggul yang sedang dinas luar. Dalam sambutannya bapak kasi kesra panggul menyampaikan selamat datang dan selamat mengikuti kegiatan pelatihan ini. "P2K2 ini sebagai langkah nyata untuk memberikan penyadaran kepada KPM merubah perilaku dalam pengasuhan, pemenuhan gizi, pengelolaan keuangan keluarga dan bagaimana melayani kepada orang disabilitas juga lansia", imbuhnya dengan sedikit bingung menghafal singkatan P2K2. 

Meskipun cuaca diluar panas namun para peserta masih tetap terlihat antusias mengikuti pelatihan ini hingga selesai, terlebih pada langkah mengasuh anak tanpa kekerasan yang menggunakan permainan menggengam pasir menambah pengetahuan baru bagaimana mengibaratkan pengasuhan yang kurang tepat seperti pasir yang digemgam dengan erat akan semakin sedikit pasir ditangan. Selain itu model-model energizer aneka kombinasi tepuk, seperti tepuk hebat, tepuk semangat, tepuk salut dan tepuk fokus, hal ini juga menjadi alternatif tips untuk bisa mengembalikan gairah dan fokus peserta.

Di Hari Kedua, peserta sejumlah 32 pendamping dibagi menjadi 3 kelompok untuk mengikuti praktik lapangan, beda dengan di zona lain yang biasanya hanya 2 kelompok saja mengingat jumlah pendamping yang cukup banyak. Praktik tersebut di laksanakan di rumah Ibu Dewi Kuswanti Dusun Bendogolor, RT 43 RW 13 Desa Wonocoyo, di rumah ibu Rumah Ibu Murtini dan di rumah  Ibu Siti Lestari. Sedangkan KPM yang hadir di masing-masing kelopmpok sebanyak kurang lebih 15 orang. Para peserta diklat mempraktikkan teori yang telah didapat di hari pertama dengan menyampaikan bagian-bagian langkah yang telah dibagi sebelumnya. Diakhir praktik dilakukan evaluasi bersama seluruh kelompok berkumpul dilokasi gazebo pantai kili-kili tempat konservasi penyu untuk membahas bersama hasil dari pertemuan selama dua hari. (ags)