Senin, 17 Desember 2018

Coaching FDS Sesi 3 dan 4 PKH Kecamatan Tugu Berjalan Sukses


Tugu, 13 Desember 2018. Pendamping sosial PKH kecamatan Tugu mengadakan coaching FDS sesi 3 dan 4 modul Pengasuhan dan Pendidikan Anak. Peserta coaching diberangkatan dari kantor kecamatan Tugu yang dilepas oleh bapak kasi kesra pada pukul 8.45 WIB.. 

Kemudian para pendamping sosial akan melakukan coaching FDS melaui praktik langsung di kelompok PKH Nglegok desa Ngepeh, tepatnya di rumah Bu Muinem RT 10 Desa Ngepeh yang dihadiri oleh 25 KPM.

Akses menuju lokasi ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Sepanjang perjalanan harus melewati gunung, jalan terjal, dan juga hutan jati. Karena pada saat ini sedang musim ulat daun jati, banyak sekali ulat bergelantungan membuat bulu kuduk para pendamping sosial bergidik, khususnya bagi perempuan beberapa kali mereka berteriak - teriak takut jika ulat itu jatuh mengenai kami.


Tiba dilokasi, coaching dimulai pukul 09.15 WIB dengan materi Sesi 3 yang dipandu langsung oleh Hasnal Aulia Kamal sebagai fasilitator dengan terlebih dahulu memperkenalkan anggota yang lain dan menjelaskan maksud dan juga tujuan. Fasilitator memberikan contoh praktik langsung dengan KPM untk sesi 3 sampai dengan selesai. 

Sedangkan untuk sesi 4 di fasilitasi oleh semua pendamping sosial yang berturut - turut yaitu: Zahroh Anisak, Gigih Setiawan, Ana Dwi Wahyuni, Nafiul Anwar, Siti Nurjanah, dan terakhir Deni Harvian. Berbagai materi disampaiakan secara runtut sesuai dengan apa yang ada di dalam modul. Materi disampaikan dengan singkat dan jelas, serta permainan - permainan dilakukan dengan senang gembira.


Tibalah saatnya pada akhir kegiatan tepat pada pukul 12.00 WIB. Para pendamping sosial berpamitan kepada para ibu KPM PKH. Tampak dari wajah ibu - ibu KPM yang ceria setelah ketempatan coaching hari ini. Semoga kegiatan yang sudah dilakukan hari ini dapat bermanfaat bagi para pendamping untuk terus belajar, dipraktikkan dan dikembangkan sendiri pada saat P2K2 dengan KPM-nya masing-masing, dan juga ibu - ibu PKH memahami dan menerapkan materi FDS kepada keluarganya.(HAK)

Laporan ditulis pendamping sosial PKH Kec. Tugu : Hasnal Aulia Kamal

Peringatan HKSN Gelar Bakti Sosial



Sabtu, 15/12. Jajaran pemerintah kab. Trenggalek yang dipromotori oleh DinsosPPPA menyelenggarakan apel dan bakti sosial dalam rangka Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang di peringati setiap tanggal 20 Desember. Kegiatan tersebut mengangkat tema kesetiakawanan sosial sebagai perekat keberagaman.  Dilaksanakan bertempat di dusun Winong, desa Sumurup, kec. Bendungan. Hadir dala acara ini Wakil Bupati Trenggalek, segenap pegawai DinsosPPPA, kantor kecamatan Bendungan, Tagana, TKSK, Pendamping sosial PKH, Komunitas Trail, segenap perangkat desa dan warga desa sumurup. kegiatan Apel yang dikomndani oleh saudara Fendi anggota tagana dengan sigap menyaipkan barisan apel yang terdiri seluruh elemen pserta yang hadir.


Apel diawali dengan menyayikan lagu Indonesia raya dengan iringan intrument elekton dari seorang penyandang disabilitas netra dan dilanjutkan dengan sambutan serta arahan dari ketua panita juga Wakil Bupati Trenggalek.


Kepala DinsosPPPA dr.Ratna Sulistiyowati, M.Kes sebagai ketua pelaksana menyampaikan bahwa kesetiakawanan sosial ini merupakan bentuk toleransi yang melibatkan pikiran sikap dan rasa gotong royong yang didasari kerelaan juga keikhlasan. Peringatan HKSN kali ini tidak hanya apel saja, namun bentuk kerja nyata dengan mengadakan bakti sosial kepada warga sekitar yang membutuhkan, Imbuhnya. Bantuan tersebut diantaranya berupa paket sembako, kursi roda, bantuan pangan perlindungan masyarakat miskin, bantuan pangan bagi eks pasung, pembagian kartu KIS, sembako bagi korban tanah gerak, penyuluhan kesiapsiagaan terhadap bencana, dan pengecatan mushola yang terletak berdekatan dengan lokasi apel.

Dalam sambutanya Wakil Bupati Trenggalek atau lebih familiar dikenal dengan sebutan Mas Ipin mencontohkan bentuk sederhana kesetiakawanan sosial itu diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya menjaga keseimbangan alam dan sumber air, saling menjaga aliran air untuk tidak dicemari dengan limbah rumah tangga sehingga yang memanfaatkan di daerah bawah tidak dirugikan. Sambil menunjuk arah selo bale yang menjadi salah satu sumber mata air di desa Sumurup.

Disampaikan juga bahwa pemerintah kabupaten Trenggalek juga telah membuat suatu lembaga yang erat kaitanya dengan makna kesetiakawanan sosial berupa program GERTAK (Gerakan Tengok Kebawah). Posko Gertak yang berdiri dilingkungan rumah dinas wabub menjadi pusat layanan untuk membantu berbagai permasalahan sosial yang terjadi pada masyarakat Trenggalek. Posko tersebut menjadi sebuah layanan satu atap dan terhubung dengan berbagai pelayanan umum baik pemda maupun lembaga lain yang bekerjasama dengan posko gertak. Bagi masyarakat yang tengah mengalami kesulitan atau kesusahan seperti kesehatan, pendidikan, kemiskinan dan berbagai masalah kerentanan sosial lainnya dapat memanfaatkan layana gertak tersebut. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam mewujudkan kesetiakawanan sosial berupa partisipasi dalam memberikan informasi jika dilingkungan tempat tinggal menemui permaslahan sosial yang perlu tindak lanjut, kata Mas Ipin.


Diakhir sambutannya beliau mengapresiasi para pegiat sosial TKSK, Tagana, Pendamping Sosial PKH yang telah memberikan sumbangan tenaga, pikiran, waktu dan materiil dengan ringan tangan untuk saling membantu orang lain yang sedang tertimpa musibah. Sebenarnya ruh dari kesetiakwanan sosial itu wujud cerminan dari nilai-nilai pancasila yakni gotong royong. Saling bahu membahu untuk meringkankan saudaranya yang sedang kesusahan.

Acara dilanjutkan dengan menyerahkan sejumlah bantuan tersebut diatas, kemudian melihat kondisi mushola yang akan dicat dan juga meninjau langsung kondisi tanah gerak yang terletak di lereng bukit dusun Winong. Setelah ramah tamah, berfoto-foto dan nge flog Mas Ipin bersama rombongan komunitas trail dengan mengendarai motor berkeliling menikmati track spot di area sekitar desa sumurup yang menguji adrenaline.Ags

Membangun Kepercayaan diri KPM-PKH dalam Mendidik dan Mengasuh Anak



 
Coaching Mandiri, Modul PPA Sesi 4 PPKH Kecamatan Suruh

Suruh, 13 Desember 2018 bertempat di RT. 03 RW. 01 Dusun Jajar Desa Nglebo Kecamatan Suruh telah dilaksanakan Coaching Mandiri FDS PKH Kecamatan Suruh. Lokasi yang sejuk di kaki Tebing Linggo sejumlah 28 peserta PKH dengan antusias mengikuti FDS modul Pendidikan dan Pengasuhan anak sesi 4 dengan topik “Membantu Anak Sukses di Sekolah”. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan para pendamping PKH kecamatan Suruh melaksanakan FDS sesi ke - 4 di masing-masing Lokasi kerjanya.

Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh pendamping PKH desa Nglebo, Qomariatin Nafi’ah dengan salam serta memanjatkan Puji dan Syukur. Sebelum beliau mempersilakan Bapak Nuryanto selaku Fasilitator untuk menyampaikan materi,  terlebih dahulu  Qomariatin Nafi’ah memperkenalkan seluruh peserta coaching kepada KPM-PKH  yang hadir. Yang Pertama  Nuryanto  selaku Korcam PPKH Suruh dan sebagai Fasilitator, Rilla Murniati Adestina selaku pendamping PKH desa MLinjon, Mua’fatun Nadifa selaku Pendamping PKH desa Puru dan Suruh serta Riyadu Sulaiman selaku pendamping PKH desa Ngrandu dan Wonokerto.


Penyampaian materi ini disimulasikan sebagaimana peserta mengisi kegiatan FDS di wilayah dampingannya masing-masing, yaitu dengan diawali mengajak KPM  mengingat kembali materi yang sudah diterima sebelumnya. Sebagian besar peserta telah memahami dan mempraktekkan apa yang sudah mereka pelajari, dengan guyonan hangat mereka mengungkapkan hal yang menjadi kendala dan   hal yang   menarik ketika mempraktekkan materi tersebut.  
Pendidikan merupakan salah satu hak anak Indonesia, peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan hak  atas pendidikan anak dengan memastikan anak yang berusia sekolah dasar hadir di sekolah. 

Di sesi ke 4 ini peserta diajak mempelajari pentingnya pendidikan anak di usia dini agar anak siap bersekolah. Didalam forum itu dibentuk 4 kelompok dengan 7 peserta dengan kapten Pendamping PKH. Peserta diajak bermain rantai kata, setiap kelompok diberikan 1 kalimat yang harus dibisikkan kepada temannya secara berurutan. Fasilitator memastikan pesan dapat tersampai kepada rantai yang paling terakhir, dan bagi yang tidak sesuai aturan main ada sanksinya, karena permainan ini pada dasarnya untuk melatih konsentrasi dan melatih peserta untuk mampu menerima dan memverifikasi informasi secara benar.

Disela-sela penyampaian materi, FDS ini juga diselingi dengan ice breaking. Peserta diminta duduk berbaris, mengangkat kedua tangan kemudian meletakkan dipunggung teman yang ada di depannya dan memijat. Sontak gelak tawa menggema memenuhi ruangan berdinding bata merah tanpa plester itu. Riyadu sulaiman selaku pemimpin ice breaking tersenyum kecil sembari menjelaskan apa maksud dari permainan tersebut.  Selain untuk membuat mereka gembira dan menghilangkan ngantuk, permainan tersebut juga memberikan pesan bahwa hidup itu tidak selamanya enak digambarkan dari peserta yang paling belakang tidak mendapatkan pijatan, dan enak yang dirasakan bisa jadi berasal dari teman.

 

Ketika suasana sudah mencair dan peserta kembali bersemangat materi dilanjutkan dengan menyaksikan sebuah film pendek, melalui film itu peserta diajak mengamati lembaga pendidikan anak usia dini. Dalam ilustrasi digambarkan ada 2 lembaga pendidikan dengan perbedaan, yang satu berseragam dan satu tidak berseragam. Peserta diajak untuk menentukan mana sekolah yang bermutu. Fasilitator menekankan bahwa lembaga yang bermutu adalah lembaga yang mampu merencanakan kegiatan dengan cara menyenangkan, menarik minat dan bermanfaat bagi anak. Disamping itu fasilitator juga menyampaikan bahwa ketika orang tua terlibat dalam kegiatan pendidikan anak usia dini akan membawa banyak manfaat. Selain itu tugas orang tua juga untuk membantu anak sukses anak di sekolah dengan cara mengajarkan anak untuk berani menyampaikan pendapatnya kepada siapapun agar anak lebih dihargai oleh orang-orang disekitarnya. Ketika anak tidak mau sekolah orang tua juga harus mampu mengatasi dengan cara menjalin komunikasi yang baik dengan anak, pihak sekolah dan lingkungan sekitar.

Setelah seluruh materi tersampaikan, fasilitator meminta ketua kelompok untuk menyampaikan hal-hal penting yang dipelajari pada hari ini dan mempraktekkannya di rumah. Untuk melatih kekompakan diajak bermain tepuk simbolik dan memotivasi agar peserta berkenan hadir pada pertemuan selanjutnya.[RM@]

Laporan ditulis Pendamping Sosial PKH Kec. Suruh : Rilla Murniati Adestina