Coaching Mandiri, Modul PPA Sesi 4 PPKH Kecamatan Suruh
Suruh, 13
Desember 2018 bertempat di RT. 03 RW. 01 Dusun Jajar Desa Nglebo Kecamatan Suruh telah
dilaksanakan Coaching Mandiri FDS PKH
Kecamatan Suruh. Lokasi yang sejuk di kaki Tebing Linggo sejumlah 28 peserta
PKH dengan antusias mengikuti FDS modul Pendidikan dan
Pengasuhan anak sesi 4 dengan topik “Membantu
Anak Sukses di Sekolah”. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan para pendamping PKH kecamatan Suruh
melaksanakan FDS sesi ke - 4 di masing-masing Lokasi kerjanya.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh pendamping PKH desa Nglebo,
Qomariatin Nafi’ah dengan salam serta memanjatkan Puji dan Syukur. Sebelum
beliau mempersilakan Bapak Nuryanto selaku
Fasilitator untuk menyampaikan materi, terlebih dahulu Qomariatin Nafi’ah memperkenalkan seluruh peserta coaching
kepada KPM-PKH yang hadir.
Yang Pertama Nuryanto selaku
Korcam PPKH Suruh dan sebagai Fasilitator, Rilla Murniati Adestina
selaku pendamping PKH desa MLinjon, Mua’fatun Nadifa selaku Pendamping PKH desa
Puru dan Suruh serta Riyadu Sulaiman selaku pendamping PKH desa Ngrandu dan
Wonokerto.
Penyampaian
materi ini disimulasikan sebagaimana peserta mengisi kegiatan FDS di wilayah
dampingannya masing-masing, yaitu dengan diawali mengajak KPM mengingat kembali materi yang sudah diterima
sebelumnya. Sebagian besar peserta telah memahami dan mempraktekkan apa yang
sudah mereka pelajari, dengan guyonan hangat mereka mengungkapkan hal yang
menjadi kendala dan hal yang menarik ketika mempraktekkan materi tersebut.
Pendidikan merupakan salah satu hak anak Indonesia, peran orang tua
sangat penting dalam pemenuhan hak atas
pendidikan anak dengan memastikan anak yang berusia sekolah dasar hadir di
sekolah.
Di sesi ke 4 ini peserta diajak mempelajari pentingnya pendidikan
anak di usia dini agar anak siap bersekolah. Didalam forum itu dibentuk 4 kelompok
dengan 7 peserta dengan kapten Pendamping PKH. Peserta diajak bermain rantai
kata, setiap kelompok diberikan 1 kalimat yang harus dibisikkan kepada temannya
secara berurutan. Fasilitator memastikan pesan dapat tersampai kepada rantai yang paling terakhir, dan bagi yang
tidak sesuai aturan main ada sanksinya, karena permainan ini pada dasarnya
untuk melatih konsentrasi dan melatih peserta untuk mampu menerima dan
memverifikasi informasi secara benar.
Disela-sela
penyampaian materi, FDS ini juga diselingi dengan ice breaking. Peserta diminta duduk berbaris, mengangkat kedua
tangan kemudian meletakkan dipunggung teman yang ada di depannya dan memijat.
Sontak gelak tawa menggema memenuhi ruangan berdinding bata merah tanpa plester
itu. Riyadu sulaiman selaku pemimpin ice
breaking tersenyum kecil sembari menjelaskan apa maksud dari permainan
tersebut. Selain untuk membuat mereka
gembira dan menghilangkan ngantuk, permainan tersebut juga memberikan pesan
bahwa hidup itu tidak selamanya enak digambarkan dari peserta yang paling
belakang tidak mendapatkan pijatan, dan enak yang dirasakan bisa jadi berasal
dari teman.
Ketika suasana
sudah mencair dan peserta kembali bersemangat materi dilanjutkan dengan
menyaksikan sebuah film pendek, melalui film itu peserta diajak mengamati
lembaga pendidikan anak usia dini. Dalam ilustrasi digambarkan ada 2 lembaga
pendidikan dengan perbedaan, yang satu berseragam dan satu tidak berseragam.
Peserta diajak untuk menentukan mana sekolah yang bermutu. Fasilitator
menekankan bahwa lembaga yang bermutu adalah lembaga yang mampu merencanakan
kegiatan dengan cara menyenangkan, menarik minat dan bermanfaat bagi anak.
Disamping itu fasilitator juga menyampaikan bahwa ketika orang tua terlibat
dalam kegiatan pendidikan anak usia dini akan membawa banyak manfaat. Selain
itu tugas orang tua juga untuk membantu anak sukses anak di sekolah dengan cara
mengajarkan anak untuk berani menyampaikan pendapatnya kepada siapapun agar
anak lebih dihargai oleh orang-orang disekitarnya. Ketika anak tidak mau
sekolah orang tua juga harus mampu mengatasi dengan cara menjalin komunikasi
yang baik dengan anak, pihak sekolah dan lingkungan sekitar.
Setelah seluruh
materi tersampaikan, fasilitator meminta ketua kelompok untuk menyampaikan
hal-hal penting yang dipelajari pada hari ini dan mempraktekkannya di rumah. Untuk melatih kekompakan diajak bermain tepuk simbolik dan
memotivasi agar peserta berkenan hadir pada pertemuan selanjutnya.[RM@]
Laporan ditulis Pendamping Sosial PKH Kec. Suruh : Rilla Murniati Adestina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar