Senin, 17 Desember 2018

Membangun Kepercayaan diri KPM-PKH dalam Mendidik dan Mengasuh Anak



 
Coaching Mandiri, Modul PPA Sesi 4 PPKH Kecamatan Suruh

Suruh, 13 Desember 2018 bertempat di RT. 03 RW. 01 Dusun Jajar Desa Nglebo Kecamatan Suruh telah dilaksanakan Coaching Mandiri FDS PKH Kecamatan Suruh. Lokasi yang sejuk di kaki Tebing Linggo sejumlah 28 peserta PKH dengan antusias mengikuti FDS modul Pendidikan dan Pengasuhan anak sesi 4 dengan topik “Membantu Anak Sukses di Sekolah”. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan para pendamping PKH kecamatan Suruh melaksanakan FDS sesi ke - 4 di masing-masing Lokasi kerjanya.

Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh pendamping PKH desa Nglebo, Qomariatin Nafi’ah dengan salam serta memanjatkan Puji dan Syukur. Sebelum beliau mempersilakan Bapak Nuryanto selaku Fasilitator untuk menyampaikan materi,  terlebih dahulu  Qomariatin Nafi’ah memperkenalkan seluruh peserta coaching kepada KPM-PKH  yang hadir. Yang Pertama  Nuryanto  selaku Korcam PPKH Suruh dan sebagai Fasilitator, Rilla Murniati Adestina selaku pendamping PKH desa MLinjon, Mua’fatun Nadifa selaku Pendamping PKH desa Puru dan Suruh serta Riyadu Sulaiman selaku pendamping PKH desa Ngrandu dan Wonokerto.


Penyampaian materi ini disimulasikan sebagaimana peserta mengisi kegiatan FDS di wilayah dampingannya masing-masing, yaitu dengan diawali mengajak KPM  mengingat kembali materi yang sudah diterima sebelumnya. Sebagian besar peserta telah memahami dan mempraktekkan apa yang sudah mereka pelajari, dengan guyonan hangat mereka mengungkapkan hal yang menjadi kendala dan   hal yang   menarik ketika mempraktekkan materi tersebut.  
Pendidikan merupakan salah satu hak anak Indonesia, peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan hak  atas pendidikan anak dengan memastikan anak yang berusia sekolah dasar hadir di sekolah. 

Di sesi ke 4 ini peserta diajak mempelajari pentingnya pendidikan anak di usia dini agar anak siap bersekolah. Didalam forum itu dibentuk 4 kelompok dengan 7 peserta dengan kapten Pendamping PKH. Peserta diajak bermain rantai kata, setiap kelompok diberikan 1 kalimat yang harus dibisikkan kepada temannya secara berurutan. Fasilitator memastikan pesan dapat tersampai kepada rantai yang paling terakhir, dan bagi yang tidak sesuai aturan main ada sanksinya, karena permainan ini pada dasarnya untuk melatih konsentrasi dan melatih peserta untuk mampu menerima dan memverifikasi informasi secara benar.

Disela-sela penyampaian materi, FDS ini juga diselingi dengan ice breaking. Peserta diminta duduk berbaris, mengangkat kedua tangan kemudian meletakkan dipunggung teman yang ada di depannya dan memijat. Sontak gelak tawa menggema memenuhi ruangan berdinding bata merah tanpa plester itu. Riyadu sulaiman selaku pemimpin ice breaking tersenyum kecil sembari menjelaskan apa maksud dari permainan tersebut.  Selain untuk membuat mereka gembira dan menghilangkan ngantuk, permainan tersebut juga memberikan pesan bahwa hidup itu tidak selamanya enak digambarkan dari peserta yang paling belakang tidak mendapatkan pijatan, dan enak yang dirasakan bisa jadi berasal dari teman.

 

Ketika suasana sudah mencair dan peserta kembali bersemangat materi dilanjutkan dengan menyaksikan sebuah film pendek, melalui film itu peserta diajak mengamati lembaga pendidikan anak usia dini. Dalam ilustrasi digambarkan ada 2 lembaga pendidikan dengan perbedaan, yang satu berseragam dan satu tidak berseragam. Peserta diajak untuk menentukan mana sekolah yang bermutu. Fasilitator menekankan bahwa lembaga yang bermutu adalah lembaga yang mampu merencanakan kegiatan dengan cara menyenangkan, menarik minat dan bermanfaat bagi anak. Disamping itu fasilitator juga menyampaikan bahwa ketika orang tua terlibat dalam kegiatan pendidikan anak usia dini akan membawa banyak manfaat. Selain itu tugas orang tua juga untuk membantu anak sukses anak di sekolah dengan cara mengajarkan anak untuk berani menyampaikan pendapatnya kepada siapapun agar anak lebih dihargai oleh orang-orang disekitarnya. Ketika anak tidak mau sekolah orang tua juga harus mampu mengatasi dengan cara menjalin komunikasi yang baik dengan anak, pihak sekolah dan lingkungan sekitar.

Setelah seluruh materi tersampaikan, fasilitator meminta ketua kelompok untuk menyampaikan hal-hal penting yang dipelajari pada hari ini dan mempraktekkannya di rumah. Untuk melatih kekompakan diajak bermain tepuk simbolik dan memotivasi agar peserta berkenan hadir pada pertemuan selanjutnya.[RM@]

Laporan ditulis Pendamping Sosial PKH Kec. Suruh : Rilla Murniati Adestina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar