Kamis, 13 Desember 2018

FDS Strategi Jitu Mengubah Pola Pikir KPM-PKH

Suruh, (11/12) – kumpulan ibu-ibu dan bapak-bapak tampak mengenakan setelan pakaian agak rapi dari biasanya tengah berjalan bergerombol menuju suatu rumah di dusun Guwo desa Ngrandu. Ada beberapa diataranya turut serta membawa buah hati mereka yang massih balita. Ternyata hari itu adalah Selasa minggu ke-2 di bulan Desember yang merupakan jadwal rutin mereka untuk melakukan kegiatan Pertemuan Kelompok dalam rangka melaksanakan Program Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) atau juga biasa disebut dengan FDS (Family Development Session) di dusun itu. Pertemuan itu merupakan bagian dari kegiatan yang diselenggarakan oleh Program Keluarga Harapan (PKH).
Ada hal menarik terkait FDS yang dilakukan di dusun Guwo desa Ngrandu ini karena lokasi kegiatan setiap bulannya terus berpindah pindah mengikuti “kopyoan” atau bahasa khas masyarakat setempat untuk menyebut sistem lotre, jadi siapa yang namanya keluar dalam kopyoan tersebut maka dirumah dialah nanti sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan FDS bulan selanjutnya. Hal ini sangat besar sekali manfaatnya bukan hanya untuk PKH sendiri melainkan untuk KPM atau Keluarga Penerima Manfaat sebuah sebutan untuk menyebut peserta PKH dalam rangka mempertahankan kultur dan kearifan local di daerah tersebut. Dengan sistem lokasi berpindah pindah dengan mengikuti kopyoan ini tentunya selain untuk mencari suasana baru juga dalam rangka merekatkan hubungan antar KPM juga bias digunakan pendamping untuk sekaligus home visit.

Di dusun Gowo desa Ngrandu sendiri terdapat 2 kelompok FDS, karena jadwalnya untuk dusun Guwo itu hari selasa minggu ke-2 maka dalam hari akan dilaksanakan FDS di dua tempat yang berbeda dalam waktu yang berbeda pula. Lokasi FDS yang pertama di rumah Ibu Jemini (Guwo, RT. 08/02),yaitu pukul 08.00-10.00 WIB sedangkang untuk lokasi ke-2 di selenggarakan di rumah ibu Murti (Guwo, RT. 07/02) di pukul 10.30 – 12.30 WIB. (Alokasi waktu ini sudah disesuaikan dengan panduan TOT FDS, 2013:1).
 
Dalam FDS kali ini materinya adalah Pengasuhan dan Pendidikan Anak yang tengah memasuki sesi 3 yaitu tentang Memahami Cara Anak Usia Dini Belajar. Tujuan dari penyampaian materi ini adalah untuk memberikan pengetahuan manfaat permainan dan bagaimana bermain sesuai dengan tahap usia anak, serta cara menggabungkan permaianan ke dalam rutinitas harian. Serta untuk mengeksplorasi berbagai kegiatan bermain untuk mengembangakan kemampuan bahasa anak.

Kegiatan FDS ini diawali dengan Pendamping PKH menyampaikan tentang pokok bahasan materi di sesi ini, dan sebelum memasuki materi sesi 3 pendamping PKH mengajak peserta untuk mengingat materi sebelumnya dengan cara menunjuk beberapa KPM untuk menjelaskan tentang materi yang diterima di sesi sebelumnya dan selanjutnya menanyakan kepada peserta permainan apa saja yang pernah disenangi di waktu kecilnya.

Dalam menyampaikan materi sesi 3 ini saya dibantu salah satu pendamping untuk wilayah dampingan desa Mlinjon Kec. Suruh yang bernama Rilla Murniati A. Hal ini karena dia telah mendapatkan coaching FDS dari korcam Nuryanto yang telah didiklat di balai diklat Yogyakarta.

Sebagaimana tujuan dari materi FDS tersebut kegiatan ini di isi dengan menjelaskan macam-macam permainan yang disesuaikan dengan usia anak, selanjutnya KPM diajak melakukan permainan tebak kata dan sambung kata. Dalam permainan ini KPM diminta berdiri melingkar dengan tangan diangkat dengan tangan kanan diletakkan diatas tangan kiri temannya kemudian permainan tebak kata dan sambung kata dilakukan dengan cara menyebutkan berbagai kata missal nama hewan, buah dll. Dengan aturan peserta tidak boleh mengulang kata yang sudah disebutkan oleh peserta lain atau menyebutkan kata yang tidak ada hubungannya dengan kata sebelumnya apabila ada yang melanggar maka akan ada sanksi yang akan diberikan yang merupakan usulan dari seluruh peserta.

Guna mendapatkan suasana berbeda permainan ini tidak hanya dilakukan di dalam ruangan melainkan juga dilakukan diluar ruangan. Setelah permainan usai peserta diajak berfikir terkait manfaat permainan dan permainan lain yang mungkin bias dilakukan bersamaan dengan rutinitas harian. Sebaimana disebutkan oleh Tukiyah – salah satu KPM- “manfaat dari permainan tadi melatih konsentrasi dan mendaapat kata baru,” hal ini senada dengan yang di ungkapkan oleh  Lasih, “selain melatih konsentrasi juga bisa jadi “gobyos” –berkeringat. Red), selain itu juga perasaan juga menjadi senang. Hal yang sama juga dingkapkan oleh Lusi bahwa permainan ini selain bikin gobyos juga bias melatih seseorang untuk focus dengan apa yang dicapkan oleh temannya.
Dalam menjelaskan materi ini pendamping PKH menekankan bahwa permainan untuk anak sebisa mungkin disesuaikan dengan usia anak dan tidak terbatas pada permainan yang dicontohkan atau disimulasikan bersama pendamping saja. Disamping penyampaian materi FDS dalam pertemuan tersebut juga dibuka diskusi terkait harapan dan pertanyaan seputar PKH. Selanjutnya kegiatan FDS ini ditutup dengan ice breaking tepuk simbolik dan memperagakan lagu topi saya bundar serta untuk mengurangi rasa pegal pegal karena acra yang lama tadi ada sebelum pulang ada pijit berantai tentu yang ibu dengan ibu dan untuk bapak dengan bapak. [RSn & RMA]

Ditulis oleh: Riyadu Sn & Rilla MA (Pendamping Sosial PKH Kecamatan Suruh)
Fotografer: Suronto (KPM-PKH)

Rabu, 12 Desember 2018

CALON PSIKOLOG MUDA DAN CANTIK BERIKAN MATERI FDS DI DESA GAMPING

Selasa, 11 Desember 2018, pelaksanaan FDS (Family Development Session) dilaksanakan di dua kelompok berbeda namun masih disatu Dusun yang sama tepatnya di Dusun Gandu Desa Gamping Kecamatan Suruh.  Pelaksanaan pertama pukul 08.00-10.00, FDS kami laksanakan di Kelompok Reguler yang dihadiri 32 KPM bertempat di rumah mbah Midi RT 05 RW 01 Desa Gamping, lanjut jam kedua pukul 10.30-12.30 FDS kami laksanakan di kelompok Gandu Validasi 2017 yang dihadiri 36 KPM bertempat di rumah bu Tatik RT 04 RW 01 Desa Gamping.
 
FDS  kali ini menyampaikan materi Modul Pengasuhan dan Pendidikan Anak sesi 3 "Memahami Cara Anak Usia Dini Belajar". Dalam sesi ini membahas permainan yang tepat sesuai usia anak, peran orangtua dalam bermain bersama anak, selain materi juga ada permainan bersama KPM yang bertujuan untuk memberikan contoh bermain bersama anak saat dirumah, permainan tebak kata untuk melatih konsentrasi dan pembendaharaan kata, selain itu mereka diajak bernyanyi "topi saya bundar" agar suasana tidak membosankan. Dan yang tak kalah penting kami sampaikan manfaat bermain bagi anak, mereka baru sadar ternyata permainan yang dulu dianggap "wong deso" justru membawa banyak manfaat bagi anak baik secara fisik dan kognitif, dulu mereka beranggapan bermain hanya sekedar bermain ternyata itu salah.

Pada pertemuan kali ini ada yang berbeda karena saya ditemani seorang Sarjana Psikologi yang mana pada kesempatan ini memberikan penjelasan yang berhubungan juga dengan manfaat bermain bagi anak dan perkembangan pada usia anak. Dia bernama Husnul Fauziyah, S. Psi. biasa dipanggil Uzi, masih muda dan cantik fresh graduate  jebolan dari salah satu kampus di Jogjakarta. Meskipun masih muda wawasannya cukup luas dan sangat membantu saya dalam penyampaian materi kali ini.
 
Kesempatan kali ini dia menyampaikan bahwa anak usia 0-7 tahun biasanya anak memiliki sifat yang sedikit aneh yaitu memiliki teman khayal tapi menurut dia hal itu adalah wajar, baru kalau sifat itu masih ada hingga usia SD itu perlu mendapat perhatian khusus. "Biasanya mereka itu berbicara seolah-olah ada lawan bicaranya padahal sedang sendiri", jelas mbak Uzi.

Selain itu Uzi juga menjelaskan akan pentingnya perkembangan motorik halus dan motorik kasar pada anak. Dimana motorik kasar melibatkan semua organ tubuh, sedangkan motorik halus melibatkan tangan saja. Yang ditekankan pada pertemuan ini motorik halus perlu latihan dan harus tuntas sebelum masuk usia SD. Adapun cara mengembangkan motorik harus yaitu melalui bernyanyi, tentunya lagu anak-anak misalnya bintang kecil. Bisa juga dengan cara mengambil barang-barang kecil yang bertujuan melatih otot tangan, bisa juga dengan menggambar dilumpur, menggunting kertas, Jelasnya.

Uzi juga menjelaskan tidak boleh memaksakan anak usia dini untuk menghafal, yang diperbolehkan adalah menstimulasi, kecuali anak yang punya kemauan tinggi.

Pada pertemuan ini tadi KPM sangat antusias mengikuti materi baik materi FDS yang disampaikan oleh pendamping PKH dan materi yang disampaikan oleh Sarjana Psikologi. (NY)

Di tulis oleh : Nuryanto (Pendamping Sosial PKH Kec. Suruh)

Selasa, 11 Desember 2018

TRANSFORMASI RASTRA KE BPNT


Trenggalek, 11 Desember 2018 bertempat diaula Kec.Gandusari, PPKH Kec.Gandusari mengadakan sosialisasi terkait perubahan  atau transformasi dari Beras Sejahtera ke Bantuan Pangan Non Tunai. 
Acara yang dihadiri oleh 45 perwakilan KPM PKH se-Kec.Gandusari ini dimulai pada pukul  08.30 WIB.  Acara dimulai dengan sambutan dari  Bapak Samelan selaku Sekcam Gandusari  sekaligus  membuka acara Sosialisasi pada pagi yang cerah ini.
Acara selanjutnya yaitu acara inti sosialisasi transformasi rastra ke BPNT yang disampaikan oleh Bapak Suparlan S.Pd Kabid Pemberdayaan dan Pengembangan Sosial Dinsos, PPPA Kab. Trenggalek. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan  tentang komplementaritas bantuan yang berhak didapatkan oleh KPM PKH. Termasuk bantuan RASTRA yang pada November 2018  ini dirubah menjadi BPNT. BPNT merupakan bantuan soaial pangan yang disalurkan dalam bentuk non-tunai dari pemerintah kepada KPM 
 setiap bulannya  sebesar Rp.110.000,00 melalui mekanisme uang elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan  pangan di E-Warong yang bekerjasama dengan Bank Penyalur / Agen BPNT. Bahan pangan dalam hal ini adalah beras dan atau telur. Untuk peserta PKH yang mendapatkan BPNT akan didampingi oleh pendamping PKH sedangkan di luar KPM PKH akan didampingi oleh TKSK. Dengan disisipi guyonan guyonan yang khas, beliau menyampaikan mekanisme pamanfaatan batuan oleh KPM secara gamblang dan jelas. 
Bapak Kabid juga menyampaikan bahwa tujuan dari program  BPNT ini yaitu untuk mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan serta memberikan gizi yang lebih seimbang kepada keluarga penerima manfaat. Selain itu, untuk meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerrimaan bantuan serta memberikan  pilihan dan kendali kepada KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan. Sehingga hal ini bisa mendorong tercapainya pembangunan masyarakat  yang berkelanjutan.(DV)

Laporan di tulis oleh : Devi Rianti Pendampig Sosial PKH Kec. Gandusari