Suruh, (11/12) – kumpulan ibu-ibu dan
bapak-bapak tampak mengenakan setelan pakaian agak rapi dari biasanya tengah berjalan bergerombol menuju
suatu rumah di dusun Guwo desa Ngrandu. Ada beberapa diataranya turut serta
membawa buah hati mereka yang massih balita. Ternyata hari itu adalah Selasa
minggu ke-2 di bulan Desember yang merupakan jadwal rutin mereka untuk
melakukan kegiatan Pertemuan Kelompok dalam rangka melaksanakan Program
Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) atau juga biasa disebut dengan FDS (Family
Development Session) di dusun itu. Pertemuan itu merupakan bagian dari kegiatan
yang diselenggarakan oleh Program Keluarga Harapan (PKH).
Ada hal menarik terkait FDS yang dilakukan di
dusun Guwo desa Ngrandu ini karena lokasi kegiatan setiap bulannya terus
berpindah pindah mengikuti “kopyoan” atau bahasa khas masyarakat setempat untuk
menyebut sistem lotre, jadi siapa yang namanya keluar dalam kopyoan tersebut maka dirumah dialah
nanti sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan FDS bulan selanjutnya. Hal ini
sangat besar sekali manfaatnya bukan hanya untuk PKH sendiri melainkan untuk
KPM atau Keluarga Penerima Manfaat sebuah sebutan untuk menyebut peserta PKH
dalam rangka mempertahankan kultur dan kearifan local di daerah tersebut.
Dengan sistem lokasi berpindah pindah dengan mengikuti kopyoan ini tentunya
selain untuk mencari suasana baru juga dalam rangka merekatkan hubungan antar
KPM juga bias digunakan pendamping untuk sekaligus home visit.
Di dusun Gowo desa Ngrandu sendiri terdapat 2
kelompok FDS, karena jadwalnya untuk dusun Guwo itu hari selasa minggu ke-2
maka dalam hari akan dilaksanakan FDS di dua tempat yang berbeda dalam waktu
yang berbeda pula. Lokasi FDS yang pertama di rumah Ibu Jemini (Guwo, RT.
08/02),yaitu pukul 08.00-10.00 WIB sedangkang untuk lokasi ke-2 di
selenggarakan di rumah ibu Murti (Guwo, RT. 07/02) di pukul 10.30 – 12.30 WIB.
(Alokasi waktu ini sudah disesuaikan dengan panduan TOT FDS, 2013:1).
Dalam FDS kali ini materinya adalah Pengasuhan
dan Pendidikan Anak yang tengah memasuki sesi 3 yaitu tentang Memahami Cara
Anak Usia Dini Belajar. Tujuan dari penyampaian materi ini adalah untuk memberikan pengetahuan
manfaat permainan dan bagaimana bermain sesuai dengan tahap usia anak, serta
cara menggabungkan permaianan ke dalam rutinitas harian. Serta untuk
mengeksplorasi berbagai kegiatan bermain untuk mengembangakan kemampuan bahasa
anak.
Kegiatan FDS ini diawali dengan Pendamping PKH
menyampaikan tentang pokok bahasan materi di sesi ini, dan sebelum memasuki
materi sesi 3 pendamping PKH mengajak peserta untuk mengingat materi sebelumnya
dengan cara menunjuk beberapa KPM untuk menjelaskan tentang materi yang
diterima di sesi sebelumnya dan selanjutnya menanyakan kepada peserta permainan
apa saja yang pernah disenangi di waktu kecilnya.
Dalam menyampaikan materi sesi 3 ini saya
dibantu salah satu pendamping untuk wilayah dampingan desa Mlinjon Kec. Suruh
yang bernama Rilla Murniati A. Hal ini karena dia telah mendapatkan coaching
FDS dari korcam Nuryanto yang telah didiklat di balai diklat Yogyakarta.
Sebagaimana tujuan dari materi FDS tersebut
kegiatan ini di isi dengan menjelaskan macam-macam permainan yang disesuaikan
dengan usia anak, selanjutnya KPM diajak melakukan permainan tebak kata dan
sambung kata. Dalam permainan ini KPM diminta berdiri melingkar dengan tangan
diangkat
dengan tangan kanan diletakkan diatas tangan kiri temannya kemudian permainan
tebak kata dan sambung kata dilakukan dengan cara menyebutkan berbagai kata
missal nama hewan, buah dll. Dengan aturan peserta tidak boleh mengulang kata
yang sudah disebutkan oleh peserta lain atau menyebutkan kata yang tidak ada
hubungannya dengan kata sebelumnya apabila ada yang melanggar maka akan ada sanksi yang
akan diberikan yang merupakan usulan dari seluruh peserta.
Guna mendapatkan suasana berbeda permainan ini
tidak hanya dilakukan di dalam ruangan melainkan juga dilakukan diluar ruangan.
Setelah permainan usai peserta diajak berfikir terkait manfaat permainan dan
permainan lain yang mungkin bias dilakukan bersamaan dengan rutinitas harian.
Sebaimana disebutkan oleh Tukiyah – salah satu KPM- “manfaat dari permainan
tadi melatih konsentrasi dan mendaapat kata baru,” hal ini senada dengan yang
di ungkapkan oleh Lasih, “selain melatih
konsentrasi juga bisa jadi “gobyos” –berkeringat. Red), selain itu juga
perasaan juga menjadi senang. Hal yang sama juga dingkapkan oleh Lusi bahwa
permainan ini selain bikin gobyos
juga bias melatih seseorang untuk focus dengan apa yang dicapkan oleh temannya.
Dalam menjelaskan materi ini pendamping PKH
menekankan bahwa permainan untuk anak sebisa mungkin disesuaikan dengan usia
anak dan tidak terbatas pada permainan yang dicontohkan atau disimulasikan
bersama pendamping saja. Disamping penyampaian materi FDS dalam pertemuan
tersebut juga dibuka diskusi terkait harapan dan pertanyaan seputar PKH.
Selanjutnya kegiatan FDS ini ditutup dengan ice breaking tepuk simbolik dan
memperagakan lagu topi saya bundar serta untuk mengurangi rasa pegal pegal
karena acra yang lama tadi ada sebelum pulang ada pijit berantai tentu yang ibu
dengan ibu dan untuk bapak dengan bapak. [RSn & RMA]
Ditulis oleh: Riyadu Sn & Rilla MA (Pendamping Sosial PKH Kecamatan Suruh)
Fotografer: Suronto
(KPM-PKH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar