Kamis, 07 Mei 2020

Bansos PKH Masa Pandemi Covid-19

BANTUAN SOSIAL PROGRAM KELUARGA HARAPAN
DALAM MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

Mekanisme Bantuan Sosial PKH dalam masa pandemi covid-19 sesuai perdirjen Nomor 03/3/BS.01.02/4/2020. Bantuan Sosial PKH adalah salah satu jaring pengaman sosial untuk keluarga miskin memperkuat daya beli menjaga pendapatan serta pengeluaran keluarga miskin.

1. Pencairan Bansos
Bansos PKH periode April sampai dengan Desember 2020 dilakukan pencairan tiap bulan. Pada saat pencairan di ewarong tentunya tetap mamatuhi protokol kesehatan, sebagai upaya pencegahan penyebaran covid-19.

2. Besaran bantuan
Perubahan mekanisme pencairan dari 3 bulan menjadi perbulan sehingga besaran bantuan yang diterima KPM PKH adalah sebagai berikut :
- Ibu Hamil dan Balita = Rp 250.000
- Anak SD = 75.000
- Anak SMP = 125.000
- Anak SMA = 166.000
- Disabilitas Berat dan Lansia > 70 Tahun = 200.000


3. Proses Pencairan
Pencairan bansos PKH dapat dilakukan di agen ewarong dan wajib melaksanakan protokol kesehatan, diantaranya :
- Gunakan masker
- Jaga jarak
- Tidak mengajak lansia untuk pencairan bansos
- Pencairan sesuai jadwal untuk menghindari antrian / kerumunan
- Sebelum dan sesudah segera cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

 



Jumat, 31 Januari 2020

PENEMPELAN STICKER DESA MALASAN KECAMATAN DURENAN

PPKH Duerenan melanjutkan giat penempelan sticker yang sudah di mulai hari jumat lalu oleh bapak Camat Zuhdan di desa Kendalrejo, maka acara penempelan sticker hari Rabu 29 januari 2020 sesuai rencana dilanjutkan di desa Malasan.

Dengan di dampingi bapak Sekdes Malasan, beberapa perangkat desa, BABINSA, BABINKANTIBMAS, empat pendamping sosial PKH juga mendapatkan atensi penuh dari pihak dinas dengan kehadiran bapak Tohir beserta Koordinator Kabupaten (korkab) dan Supervisor PKH serta Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).

Juga tak lupa, kemudian hadir adalah Koordinator Wilayah (PKH) bpk. Agus Suryo menyempatkan hadir dan sekaligus memantau kegiatan mulai dari awal hingga akhir.

Kegiatan dimulai dengan koordinasi bersama mulai pukul 08:00 hingga kurang lebih pukul 10:00 di Balai Desa Malasan.

Begitu selesai, langsung dilanjutkan dengan giat lapangan dengan mendatangi sasaran yang dimaksud. 

Yang pertama adalah ibu Tawinah dengan alamat dusun Lotekol RT 34 RW 09. KPM PKH yang menjadi ketua kelompok di dusun tersebut menyambut antusias kedatangan tim.


Setelah berbincang-bincang sebentar, akhirnya bu Tawinah dengan suka rela langsung memberikan sinyal untuk graduasi mandiri. Contoh yang sangat baik mengingat beliau juga sudah lama menerima bansos PKH (2013) dan sudah merasakan adanya peningkatan taraf hidup signifikan semenjak mendapat bantuan.

Sasaran kedua adalah bu Mini dusun Botokidul RT 28 RW 07 yang merupakan kpm lama juga sejak 2013. Dari perbincangan dan pencocokan komponen serta menimbang dan mengingat, bu Mini juga memilih mundur dari PKH agar ada kesempatan bagi yang lainnya untuk merasakan. 

Tetapi karena bu Mini belum lepas dari data SIKSnG terkait BPNT dan KIS, maka walaupun sudah graduasi dari PKH ibu Mini tetap ditempeli sticker, dengan bansos dicentang BPNT dan KIS.

Sasaran ketiga, Veri Susanti dusun Botokidul RT 28 RW 08 nihil karena yang bersangkutan tidak ada di rumah sehingga lain waktu tim akan kembali ke sana.

Selanjutnya, giat ke sasaran keempat ibu Dariyah dsn Botokidul RT 27 RW 07. Seperti ibu ketua kelompok, ibu Dariyah juga memilih untuk Graduasi karena merasa sudah ada peningkatan taraf hidup yang signifikan.

Terakhir, sasaran kelima adalah ibu Siami beralamat di dusun Botokidul RT 25 RW 07. Beliau juga merupakan kpm pkh sejak tahun 2013 dan menyatakan mundur dari PKH agar ada kesempatan bagi yang lainnya untuk mendapatkan.

Demikian giat hari ini, yang akan dilanjutkan di hari-hari berikutnya hingga semua target dapat ditempeli sticker atau memutuskan graduasi mandiri. (P2U)

Minggu, 26 Januari 2020

KPM dengan Keterbatasan Fisik Berani Mundur dari PKH


Keterbatasan fisik tidak menyurutkan semangat untuk tetap berusaha bekerja memenuhi kebutuhan hidup keluarga dengan membuka jasa pengecatan. Ia adalah Wahyu Sudrajat yang beralamat di desa Sambirejo Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Ia menerima PKH sejak 2018 dengan komponen anak SMP, selalu aktiv mengikuti kegiatan pertemuan kelompok setiap bulan yang dilaksanakan oleh Nurmaliah Sa'anin selaku pendamping sosial PKH Kecamatan Trenggalek.
Meskipun usahanya ini terbilang masih kecil namun ia berkeinginan kuat untuk tetap mengajukan graduasi mandiri kepada pendamping sosial PKH.

Di awal tahun ini, ia  mundur dari kepesertaan PKH karena melihat disekitarnya masih banyak masyarakat miskin yang belum menerima bantuan sosial termasuk PKH, ia ingin memberikan kesempatan kepada keluarga miskin yang lain. 

Menurut Anin sapaan akrab pendamping sosial PKH, keluarga ini sebenarnya masih cukup layak menerima bantuan sosial PKH.

"Saya sudah menjelaskan kepada beliau, namun bapak ini tetap ingin mundur, dan kami pun tidak bisa memaksa justru lebih mengapresiasi dan memotivasi", Jelas anin. "Namun begitu kami akan tetap mencoba membantu untuk pengembangan usahanya", lanjutnya.


Keterampilan mengecat mobil Ia tekuni sejak dulu sebelum wahyu cacat akibat kecelakaan pada tahun 2013, dengan peralatan yang sederhana  berupa kompresor,  alat semprot dan beberapa peralatan pengecatan, baginya tidak ada kesulitan dalam melakukan pekerjaan ini meskipun dengan kondisi memakai kruk, hanya saja sesekali butuh bantuan untuk mengangkat beban yang agak berat. 

Pekerjaan ini menjadi sumber mata pencaharian utama dengan penghasilan kira-kira antara satu juta sampai satu juta setengah per bulan. Tergantung seberapa banyak mobil yang dicat, jika sedang banyak garapan ia dibantu oleh rekan untuk pengerjaannya.spv