Jumat, 31 Januari 2020

PENEMPELAN STICKER DESA MALASAN KECAMATAN DURENAN

PPKH Duerenan melanjutkan giat penempelan sticker yang sudah di mulai hari jumat lalu oleh bapak Camat Zuhdan di desa Kendalrejo, maka acara penempelan sticker hari Rabu 29 januari 2020 sesuai rencana dilanjutkan di desa Malasan.

Dengan di dampingi bapak Sekdes Malasan, beberapa perangkat desa, BABINSA, BABINKANTIBMAS, empat pendamping sosial PKH juga mendapatkan atensi penuh dari pihak dinas dengan kehadiran bapak Tohir beserta Koordinator Kabupaten (korkab) dan Supervisor PKH serta Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).

Juga tak lupa, kemudian hadir adalah Koordinator Wilayah (PKH) bpk. Agus Suryo menyempatkan hadir dan sekaligus memantau kegiatan mulai dari awal hingga akhir.

Kegiatan dimulai dengan koordinasi bersama mulai pukul 08:00 hingga kurang lebih pukul 10:00 di Balai Desa Malasan.

Begitu selesai, langsung dilanjutkan dengan giat lapangan dengan mendatangi sasaran yang dimaksud. 

Yang pertama adalah ibu Tawinah dengan alamat dusun Lotekol RT 34 RW 09. KPM PKH yang menjadi ketua kelompok di dusun tersebut menyambut antusias kedatangan tim.


Setelah berbincang-bincang sebentar, akhirnya bu Tawinah dengan suka rela langsung memberikan sinyal untuk graduasi mandiri. Contoh yang sangat baik mengingat beliau juga sudah lama menerima bansos PKH (2013) dan sudah merasakan adanya peningkatan taraf hidup signifikan semenjak mendapat bantuan.

Sasaran kedua adalah bu Mini dusun Botokidul RT 28 RW 07 yang merupakan kpm lama juga sejak 2013. Dari perbincangan dan pencocokan komponen serta menimbang dan mengingat, bu Mini juga memilih mundur dari PKH agar ada kesempatan bagi yang lainnya untuk merasakan. 

Tetapi karena bu Mini belum lepas dari data SIKSnG terkait BPNT dan KIS, maka walaupun sudah graduasi dari PKH ibu Mini tetap ditempeli sticker, dengan bansos dicentang BPNT dan KIS.

Sasaran ketiga, Veri Susanti dusun Botokidul RT 28 RW 08 nihil karena yang bersangkutan tidak ada di rumah sehingga lain waktu tim akan kembali ke sana.

Selanjutnya, giat ke sasaran keempat ibu Dariyah dsn Botokidul RT 27 RW 07. Seperti ibu ketua kelompok, ibu Dariyah juga memilih untuk Graduasi karena merasa sudah ada peningkatan taraf hidup yang signifikan.

Terakhir, sasaran kelima adalah ibu Siami beralamat di dusun Botokidul RT 25 RW 07. Beliau juga merupakan kpm pkh sejak tahun 2013 dan menyatakan mundur dari PKH agar ada kesempatan bagi yang lainnya untuk mendapatkan.

Demikian giat hari ini, yang akan dilanjutkan di hari-hari berikutnya hingga semua target dapat ditempeli sticker atau memutuskan graduasi mandiri. (P2U)

Minggu, 26 Januari 2020

KPM dengan Keterbatasan Fisik Berani Mundur dari PKH


Keterbatasan fisik tidak menyurutkan semangat untuk tetap berusaha bekerja memenuhi kebutuhan hidup keluarga dengan membuka jasa pengecatan. Ia adalah Wahyu Sudrajat yang beralamat di desa Sambirejo Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Ia menerima PKH sejak 2018 dengan komponen anak SMP, selalu aktiv mengikuti kegiatan pertemuan kelompok setiap bulan yang dilaksanakan oleh Nurmaliah Sa'anin selaku pendamping sosial PKH Kecamatan Trenggalek.
Meskipun usahanya ini terbilang masih kecil namun ia berkeinginan kuat untuk tetap mengajukan graduasi mandiri kepada pendamping sosial PKH.

Di awal tahun ini, ia  mundur dari kepesertaan PKH karena melihat disekitarnya masih banyak masyarakat miskin yang belum menerima bantuan sosial termasuk PKH, ia ingin memberikan kesempatan kepada keluarga miskin yang lain. 

Menurut Anin sapaan akrab pendamping sosial PKH, keluarga ini sebenarnya masih cukup layak menerima bantuan sosial PKH.

"Saya sudah menjelaskan kepada beliau, namun bapak ini tetap ingin mundur, dan kami pun tidak bisa memaksa justru lebih mengapresiasi dan memotivasi", Jelas anin. "Namun begitu kami akan tetap mencoba membantu untuk pengembangan usahanya", lanjutnya.


Keterampilan mengecat mobil Ia tekuni sejak dulu sebelum wahyu cacat akibat kecelakaan pada tahun 2013, dengan peralatan yang sederhana  berupa kompresor,  alat semprot dan beberapa peralatan pengecatan, baginya tidak ada kesulitan dalam melakukan pekerjaan ini meskipun dengan kondisi memakai kruk, hanya saja sesekali butuh bantuan untuk mengangkat beban yang agak berat. 

Pekerjaan ini menjadi sumber mata pencaharian utama dengan penghasilan kira-kira antara satu juta sampai satu juta setengah per bulan. Tergantung seberapa banyak mobil yang dicat, jika sedang banyak garapan ia dibantu oleh rekan untuk pengerjaannya.spv

Sabtu, 25 Januari 2020

Stikerrisasi Penerima Bantuan Sosial di Kecamatan Durenan


Jam masih menunjukkan pukul 08:00 lebih sedikit ketika rombongan bapak camat Zuhdan sampai di pelataran balai desa Kendalrejo. 

Disambut oleh para pendamping sosial PKH, TKSK dan bapak kepala desa beserta jajarannya. 

Kedatangan rombongan dalam rangka untuk berkoordinasi dan sekaligus melaunching kegiatan stickerisasi penerima bansos, dengan sasaran adalah KPM (keluarga penerima manfaat) PKH dan BPNT.

Nampak dalam rombongan juga hadir babinsa dan babinkantibmas sebagai representasi dari tiga pilar.

Setelah menggelar rapat koordinasi di balai desa Kendalrejo, bapak camat berkenan untuk ikut serta dalam tim penempelan sticker yang akan menjalankan tugasnya setelah rakor.

Yang pertama dituju adalah rumah Supatmi, penerima PKH sejak 2013 beralamat di RT 01 RW 01. Namun rupanya sang empunya rumah lebih memilih untuk graduasi mandiri daripada rumahnya ditempeli sticker.


Bapak camat nampak memyambut antusias peristiwa langka tersebut dengan memberikan apresiasi kepada ibu Supatmi yang sudah mempunyai usaha loundry agar lebih giat lagi dalam bekerja dan sikapnya tersebut dapat dicontoh oleh yang lain. 

Pemasangan sticker kemudian dilanjutkan di rumah bu Suparti RT 03 RW 01 yang langsung dilakukan oleh bapak camat setelah yang bersangkutan bersedia menandatangani surat pernyataan bersedia ditempeli sticker.

Agenda hari ini, dilanjutkan sampai menjelang sholat jumat bersama tiga pilar, setelah di tengah acara bapak camat mohon pamit karena harus mengikuti acara lainnya.

Secara keseluruhan acara berjalan lancar  dan akan terus berlanjut hingga desa berikutnya.

Selasa, 21 Januari 2020

426 KPM GRADUASI MANDIRI SEPANJANG TAHUN 2019


Graduasi mandiri merupakan salah satu keberhasilan dalam pendampingan dan memotivasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH yang kondisinya sudah sejahtera. KPM tersebut secara sadar menyatakan keluar dari kepesertaan PKH karena mereka sudah merasa mampu. (15/01)

Merubah pola berfikir masyarakat khususnya keluarga penerima PKH butuh perjuangan dan waktu yang tidak sebentar. Pendamping PKH melalui pertemuan kelompok yang dilakukan setiap bulan tidak henti-hentinya memberikan pemahaman dan motivasi kepada KPM agar mereka segera memiliki kemandirian dan upaya meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga. Dan juga bagi penerima bantuan yang kini kondisinya sudah sejahtera diminta kesadarannya agar mau keluar dari kepesertaan PKH secara mandiri. 

Foto Dok. PPKH Dongko dihadiri oleh Ibu Novita Hardini

Istilah graduasi dalam aturan PKH ada beberapa macam yakni graduasi alami, graduasi ini terjadi apabila peserta PKH sudah tidak memiliki komponen lagi (Ibu hamil, Balita, Anak Sekolah, Lansia dan Disabilitas). Graduasi Mandiri, graduasi yang dimaksud ketika peserta PKH keluar dari kepertaan secara mandiri karena menyadari kondisi ekonomi keluarganya sudah baik (sejahtera / mampu), mereka sudah merasa mampu untuk mencukupi kehidupan keluarganya. Selanjutnya Graduasi Mandiri Sejahtera, adalah karena dengan mendapatkan PKH keluarga ini merasa terbantu untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga, dan dengan bantuan PKH mereka bisa merintis usaha. Karena merasa usahanya sudah cukup berkembang dan KPM merasa telah mampu mencukup kebutuhan keluarga dan mau keluar secara mandiri.

Foto Dok. Penyerahan Piagam Penghargaan Kepada Pendamping Sosial PKH Graduasi Terbanyak

Di Tahun 2019 target nasional KPM tergraduasi 8 % dari 10 juta KPM PKH, tahun ini targetnya meningkat menjadi 10 % atau 1 juta KPM PKH tergraduasi. Tentu harapannya adalah graduasi mandiri sejahtera, karena berkat bantuan PKH pada akhirnya keluarga tersebut bisa memulai mengembangkan usaha dan berhasil, inilah yang menjadi tujuan sesunguhnya. Berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan penerima bantuan agar mereka bisa hidup mandiri dan tidak lagi bergantung bantuan dari pemerintah perlu kerjasama semua pihak agar terwujud cita-cita bersama menuju SDM Indonesia unggul. PKH turut andil bagian untuk mensukseskan pembangunan SDM Raktya Indonesia dari keluarga miskin dan rentan miskin.

Pelaksana Program Keluarga Harapan (PPKH) Kabupaten Trenggalek di akhir tahun 2019 tercatat sebanyak 426 KPM Graduasi Mandiri. Terbanyak dicapai oleh Kecamatan Munjungan sebanyak 60 KPM. Jumlah ini tentunya masih jauh dari target secara nasional. Namun kami tetap optimis untuk memberikan pendampingan dan pemberdayaan secara maksimal agar KPM bisa lebih sejahtera dan pendapatan ekonomi keluarga meningkat.

Foto Dok. PPKH Kecamatan Kampak

Bentuk apresiasi dan memberikan motivasi kepada KPM PKH yang Graduasi Mandiri, dibeberapa kecamatan mengadakan berbagai event sebagao pengghargaan dari pemerintah dan memberikan motivasi agar mereka bisa secara mandiri bangkit dari kemiskinan yang dialaminya. Kegiatan tersebut seperti yang telah dilaksanakan oleh PPKH Kecamatan Karangan melalui Gebyar PKH tanggal 30 November 2019. PPKH Kecamatan Dongko dengan kegiatan Characterred Gerneration Fest dan Peringatan Hari Ibu serta HKSN, secara simbolis memerikan piagam penghargaan kepada 10 KPM Graduasi Mandiri. Di awal tahun ini pada tanggal 15 januari 2020 berupa Anugerah KPM Graduasi mandiri, sejumlah 45 KPM PKH diwisuda atas keluarnya kepesertaan menerima bansos PKH. spv

10 SDM PKH Baru di awal Tahun 2020


Pengumuman hasil tes rekrutmen seleksi penerimaan SDM PKH tahun 2020 Kabupaten Trenggalek mendapatkan 10 SDM PKH dengan posisi sebagai Pendamping Sosial PKH.

Di awal tahun 2020 ini SDM PKH yang dinyatakan lolos terlebih dahulu registrasi ke sekretariat PKH dengan menandatangani pakta integritas SDM PKH. Bertempat di aula DINSOSPPPA Trenggalek mereka diberikan pengarahan dan juga pelatihan pelatihan pendampingan. Kamis, (16 Januari 2020)

Menurut korkab PKH bahwa 10 SDM itu dinyatakan lolos sebagai pendamping PKH setelah mengikuti serangkaian seleksi yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial. Tes tersebut mencakup psiko test dan pengetahuan umum. 
Langkah selanjutnya pendamping sosial tersebut sembari menunggu surat keputusan pengankatan sebagai SDM PKH oleh kementerian sosial, PPKH Kabupaten Trenggalek berinisiatif mengumpulkan mereka untuk diberikan pengetahuan awal dan orientasi. Mengenalkan kebijakan, tatalaksana sampai pada pengenalan lingkungan kerja seputar kantor Dinas Sosial PPPA Kabupaten Trenggalek. "Saya sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk bisa mengimplementasikan ilmu sosial saya," ungkap oki salah satu pendamping baru lulusan Poltekesos Bandung.


Pembekalan bagi SDM PKH ini sebagai langkah awal untuk menjelaskan bagaimana mereka kedepan bekerja. Rangkaian materi disusun oleh sekretariat PKH Kabupaten Trenggalek diantaranya Korkab, APD, Spv dan Pendamping Sosial senior diantaranya dengan materi kebijakan PKH ditahun 2020, alur bisnis proses PKH, Kode etik SDM PKH, penggunaan aplikasi ePKH dan pelatihan P2K2. (spv)

Senin, 20 Januari 2020

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGURUS EWARONG "KAMULAN SEJAHTERA DURENAN"


PPKH Durenan . Berawal dari obrolan ringan di sela-sela kesibukan E Warong  tentang graduasi dan sekaligus juga potensi pengembangan diri paska tidak lagi menerima bansos, pengurus E Warong berinisiatif untuk menimba ilmu yang banyak terkait pengembangan potensi diri.

"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengurus e-warong, sehingga ilmu ini bisa diterapkan dan dikembangkan untuk meningkatan kegiatan usaha e-warong". Sambutan pembuka Korcam PPKH Durenan Misbahul Munir

Salah satunya adalah pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA), di mana rata-rata setiap keluarga mesthi memiliki satu atau dua jenis di belakang rumahnya.

Karena itu, pada hari sabtu 18 Januari 2020 bertempat di Griya Jamu Siti Ara jln imam bonjol 1 no 15 Batu, mereka berkesempatan untuk memperdalam pengetahuan mengenai obat-obatan herbal utamanya TOGA.


Bapak wahyu suprapto sang owner menjelaskan panjang lebar sejarah jamu yang hampir dilupakan oleh generasi saat ini. Bapak wahyu juga memberikan rahasia membuat jamu yang enak diminum, tidak pahit sehingga para generasi milenial ini tertarik dan terbiasa minum jamu yang menjadi ciri khas bangsa ini sejak dulu.

Ibu palupi mentor pembuatan jamu, secara langsung melakukan demo bagaimana membuat jamu instan dari bahan temu lawak, yang rasanya tidak pahit dan nikmat untuk diminum oleh siapa saja. 


Pemanfaatan tidak sebatas pada satu jenis saja, tetapi bagaimana menggabungkan beberapa jenis tanaman agar mendapatkan khasiat yang maksimal dan multiguna.


Selain itu juga diajarkan juga cara pengemasannya, dan bagaimana memasarkannya agar khasiat jamu tersebut tidak hanya dinikmati oleh kalangan sendiri saja.

Selepas kegiatan pelatihan singkat ini, rombongan melanjutkan perjalanan menuju eco park untuk refreshing berwisata dan saling menjalin keakraban antara pengurus e-warong dan PPKH Kecamatan Durenan yang juga ikut serta Korkab dan Supervisor.

 

Pukul 15.00 WIB rombongan menuju e-warong Sejahtera Mandiri di Kelurahan Temas Kota Batu. Kami disambut dengan baik oleh para pendamping dan juga ibu-ibu pengurus e-warong. Kesempatan ini tidak disiasakan oleh rombongan untuk melihat lebih dalam tentang pengelolaan e-warong dan bertanya tentang banyak hal. Dan paling menarik yakni pengelolaan pembukuan yang sangat rapi dan detail. ppu/spv

LABELISASI STIKER "KELUARGA PRA SEJAHTERA" UNTUK 20 RIBU PENERIMA BANSOS DI TRENGGALEK



Mulai hari ini (senin, 20/01/2020) Keluarga penerima bantuan sosial PKH dan BPNT ditempeli stiker dirumah mereka. Di awali pemasangan secara simbolis di desa gondang kecamatan Tugu Oleh kepala Dinas Sosial, PPPA bersama muspika dan tiga pilar desa.

"Hari ini kita mulai melakukan pemasangan stiker dirumah keluarga yang mendapatkan bantuan sosial PKH dan BPNT", ujar Kepala Dinsos, PPPA. 


Pemasangan stiker saat ini kemampuan anggaran pengadaan melalui PAK masih mampu sebanyak 20.000, dari 34 ribu KPM PKH dan 52 ribu KPM BPNT. Pemasangan ini bertujuan sebagai penanda bahwa keluarga tersebut menerima bantuan sosial dari pemerintah berupa Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) PBI. Selain itu dengan penempelan ini semoga memiliki efek psikologis, sebagai transparasi penerima bantuan, sekaligus masyarakat bisa melihat dan menilai kelayakan keluarga yang menerima bantuan.

Teknis penempelan ini didukung sepenuhnya oleh kepolisian dan TNI melalui BKTM serta Babinsa yang ditugaskan dimasing-masing desa. Lantas bagaimana menentukan 20 ribu rumah yang harus ditempeli stiker?. Dokter Ratna menjelaskan bahwa data yang ada kita filter dan dipilih secara system yang persentilnya tinggi, selain itu kami juga menerima usulan dari masyarakat dan dari pihak manapun untuk diprioritaskan ditempeli stiker.


"Sasaran kita terutama yang rumahnya sudah bagus, agar mereka ada rasa malu menerima bantuan sosial", ujar kadinsos.

Perihal mengeluarkan kepesertaan bukan hal sulit, namun harapannya adanya perubahan mind set atau pola berfikir masyarakat bahwa bantuan ini bukan hanya sekedar rejeki dari pemerintah untuk siapapun, namun bantuan ini diperuntukkan masyarakat miskin. Berbagai upaya dilakukan untuk menyadarkan dengan memberikan motivasi kepada KPM PKH agar mau secara sadar jika kondisi ekonomi keluarga sudah baik untuk mau mengajukan graduasi mandiri. 

Setiap rumah yang ditempeli diperkuat dengan mendandatangani surat pernyataan dari keluarga untuk kesediaanya ditempeli stiker. Dalam surat pernyataan tersebut keluarga menerima atau menolak ditempeli stiker, jika menolak konskuensinya harus siap keluar dari kepesertaan penerima bantuan sosial. spv