Sabtu, 28 September 2019

MEMAKSIMALKAN POTENSI DI PUNCAK MIRI


Di hari ke 28 bulan September tahun 2019 ini tanpa ragu aku gas motor bebekku ke arah salah satu dusun di Desa Mlinjon Kecamatan Suruh Kabupaten Trenggalek. Meskipun hari ini sabtu, tak menyurutkan semangatku untuk bertemu dengan ibu-ibu KPM PKH dampinganku. Dusun Miri, bagi yang belum akrab dengan daerah ini pasti bilang “wow, mbak njenengan wantun minggah?”.  Tak heran, karena untuk mencapai lokasi Miri ini dibutuhkan keberanian. Selain melewati tanjakan curam yang dikenal dengan sebutan tumpak tekek, kondisi jalanpun terbilang tidak mulus karena rabat betonnya sudah banyak yang rusak.


Bulan ini jadwal P2K2 untuk kelompok Miri Regular, anggotannya terdiri dari KPM PKH kohort 2013 dan 2016 yang berjumlah 30 orang. Bertempat di kediaman Ibu Marikem RT 32 RW 8, kami akan belajar bersama Modul Pengelolaan Keuangan dan Perencanaan Usaha. Tepat pukul 8.30 sesi yang ketiga yaitu Memulai Usaha dilanjutkan  dengan  menggali potensi yang dapat dikembangkan di daerah dan kelompok tersebut. Materi di Modul sudah tersampaikan dibulan sebelumnya. 

Di luar dugaan, ternyata dikelompok ini sudah ada beberapa KPM yang memilik usaha. Bu Nyami, beliau membuat kue dan menjajakannya di lingkungan sekolah, beberapa KPM membuat kerajinan dari anyaman bambu yang sering disebut pithi. Ada juga yang membuat tas dari limbah gelas plastik. Dan yang lagi trending topik dikalangan KPM dampinganku adalah membuat wadah ikan dari bambu. Reyeng, hari ini kami akan belajar cara membuatnya.

Beberapa KPM sudah mahir membuat reyeng, mereka juga sudah bisa menikmati hasil dari usaha ini. Oleh karena itu, para renyenger ini ingin membagikan ilmunya kepada anggota kelompok lainnya yang belum memiliki usaha agar bisa maju bersama. Syukurlah, anggota yang lainpun menanggapinya dengan penuh kegembiraan dan semangat yang luar biasa.

Dengan antusias kami belajar membuat reyeng bersama mulai dari pemotongan bambu. Tipsnya pilih bambu yang masih basah agar mudah dipasah. Potongan bambu itu ada 3 yakni ukuran 18cm dan 25cm untuk alas dan 55 cm untuk bagian pinggir reyeng. Bagian alasnya dianyam menggunakan cetakan dengan tujuan agar ukurannya sama besar dengan jumlah pasahan bambu yang panjang 4 lajur dan yang pendek 6 lajur. Kemudian anyam bagian pinggirnya dengan dinam wareg. Selesai itu dibagian paling atas kunci  dengan tali yang terbuat dari serpihan bambu yang dinam wareg juga. Terakhir, rapikan dengan memotong sisa bambu yang tidak terpakai menggunakan gunting khusus.


Antusias para KPM PKH kelompok MIRI REGULAR ini begitu luar biasa, baik ketika menerima materi dan juga ketika melakukan pelatihan membuat kerajinan reyeng ini. Harapan mereka begitu besar untuk mencapai kesejahteraan. Dengan memiliki usaha mereka becita-cita untuk dapat menabung. Karena selama ini pendapatan keluarga mereka masih tergolong kecil. “Cukup damel betah saben dinten lan mbayar sekolah lare sampun alhamdulillah bu.,” begitulah kalimat yang sering aku dengar.  Kesadaran tentang pentingnya menabung agar terhindar dari hutang dan untuk memenuhi kebutuhan darurat sudah mulai terbangun. (RMA)

Kamis, 19 September 2019

FDS Fokus : Prioritas Penanganan Stunting di Kabupaten Trenggalek


Trenggalek (18/19). Kabupaten Trenggalek ditetapkan sebagai daerah prioritas penanganan stunting dari 100 Kab./ kota. Alasan ini kemudian PPKH Kab. Trenggalek melakukan Pelatihan mandiri (coaching) P2K2 fokus untuk modul kesehatan dan gizi. Kegiatan ini dilaksanakan di aula kwarcab pramuka Kabupaten Trenggalek yang diikuti oleh 12 orang  pendamping sosial PKH dari tujuh kecamatan. Sedangkan fasilitatornya dari SDM PKH yang sudah pernah mendapatkan diklat FDS, yakni pendamping sosial PKH Kec. Trenggalek Nurmaliah sa'anin, Kec. Suruh Nuryanto dan Peksos SPV PKH Kab. Trenggalek. Rangkaian kegiatan FDS Fokus sebelum dilaksanakan pelatihan mandiri terlebih dahulu peksos SPV melakukan penyisiran data anak KPM PKH khususnya anak balita yang masuk stunting.


Turut hadir bapak budiono kasi jamsoskel dan kabid linjamsos Bapak Mustofa yang sekaligus membuka kegiatan pelatihan mandiri. Bapak kabid mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk bagian integritas SDM PKH yang peka terhadap permasalahan stunting. Harapannya jangan sampai ada lagi anak KPM PKH yang stunting, dan harusnya tidak terjadi karena bantuan sosial yang diterima bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi anaknya.

Pada bulan februari 2019 PPKH Kab. Trenggalek melalui Dinsos, PPPA bersurat kepada Dinkes Kab. Trenggalek untuk memperoleh data anak yang masuk kategori stunting. Selain itu untuk memastikan perkembangan data terkini, pendamping sosial juga langsung mengkonfirmaasi kepada bidan desa dan posyandu untuk verifikasi data anak KPM PKH yang stunting. Data tersebut sebagai langkah awal untuk intervensi stunting di Trenggalek.


Family development session (FDS) Fokus merupakan salah satu implementasi Manajemen Kasus bagi Peksos Supervisor sebagai bagian dari upaya implementasi kejadian kusus. FDS untuk tujuan penanganan kasus spesifik yang dialami oleh KPM atau Anggota Keluarganya. 


FDS atau dalam istilah formalnya disebut Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) merupakan kegiatan memberikan edukasi kepada KPM PKH untuk meningkatkan kapasitas kemampuan keluarga. KPM dimampukan dalam beberpapa hal yang terangkum dalam 5 modul diantaranya modul pengasuhan dan pendidikan anak, modul pengelolaan ekonomi keluarga, modul kesehatan dan gizi, modul perlindungan anak dan modul kesejahteraan sosial. Kelima modul tersebut wajib tersampaikan kepada KPM. Model penyampaian bisa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan KPM seperti misalnya yang saat ini FDS Fokus yang dilaksanakan oleh PPKH Kab. Trenggalek.


Lokus yang menjadi prioritas ada di tujuh kecamatan 10 desa yakni kecamatan Trenggalek desa dawuhan, kecamatan bendungan desa botoputih, kecamatan pogalan desa kedunglurah, kecamatan gandusari desa jajar, kecamatan Dongko desa cakul, kecamatan karangan desa kayen, kecamatan suruh, desa puru, desa nglebo, desa mlinjon, desa ngrandu.

PKH ikut andil dalam penangan dan pencegahan stunting karena bantuan sosial yang diterima setiap tiga bulan sekali bisa dipergunakan untuk membeli kebutuhan nutrisi dan gizi ibu hamil dan balita, serta KPM dibekali kemampuan life skill melalui P2K2. (spv)

Rabu, 11 September 2019

PERTEMUAN KELOMPOK PKH BERSAMA DENGAN BHABINKAMTIBMAS



Pada hari Selasa tanggal 10 September 2019 Jam 10.30 WIB dilaksanakan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) atau biasa kami sebut pertemuan Kelompok atau istilah lainnya family development sessions (FDS). Kegiatan ini bertempat di rumah bu Subarmi RT 02 Dusun Gandu Desa Gamping Kecamatan Suruh Kabupaten Trenggalek. Pertemuan Kelompok PKH/FDS merupakan kegiatan rutin setiap bulan yang dilaksakan oleh pendamping bersama KPM PKH. Dimana pada saat pertemuan membahas, menyampaikan informasi seputar PKH dan juga kegiatan FDS ini belajar bersama untuk  modul kesehatan dan gizi. Pertemuan ini  dihadiri oleh 36 KPM PKH.

Hari selasa kemarin merupakan hari spesial bagi KPM PKH Dusun Gandu Desa Gamping karena pada pertemuan itu dihadiri oleh Bripka Agus Mulyono, S.H.,M.H. selaku BKTM Desa Gamping. Jadi dalam kesempatan ini ada 2 sesi, materi yang diterima oleh KPM PKH. Sesi Pertama diberikan kesempatan untuk saya selaku Pendamping Sosial PKH Kecamatan Suruh yang menyampaikan materi terkait dengan Modul Kesehatan dan Gizi. Fokusnya pada materi pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan pemeriksaan kesehatan setelah melahirkan. Sedangkan pada sesi kedua Bripka Agus Mulyono, S.H.,M.H. menjelaskan peningkatan pemahaman tentang Kebakaran dan juga menjelaskan tentang bagaimana memanfaatkan bantuan sosial.

Modul kesehatan dan gizi ini, kami belajar besama untuk sesi satu yakni pentingnya gizi dan layanan kesehatan ibu hamil. Point pentingnya yakni, pemeriksaan ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan, diantaranya : Pemeriksaan ke-1 pada usia kandungan sebelum 3 bulan, pemeriksaan ke-2 pada usia kandungan 4-6 bulan, pemeriksaan ke-3 dan ke-4 pada usia kandungan 7-9 bulan.

Tetapi ada baiknya Ibu hamil perlu memeriksakan kehamilan setiap bulan, apalagi jika ibu hamil memiliki resiko kehamilan 4 terlalu, Terlalu Muda (usia ibu hamil kurang dari 20 tahun), Terlalu Tua (usia ibu hamil lebih dari 35 tahun), Terlalu Dekat Jarak Kehamilan (jarak antara kehamilan satu dengan berikutnya kurang dari 2 tahun). Terlalu banyak anak (ibu pernah hamil atau melahirkan 4 kali atau lebih).

Selain itu ibu hamil juga bisa mengikuti kelas ibu hamil di Polindes/Puskesmas untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai kehamilan. Pemeriksaan Kesehatan setelah melahirkan minimal 3 kali. Pertama: 6 jam-3 hari setelah melahirkan. Kedua: hari ke 4-28 hari setelah melahirkan. Ketiga: hari ke 29-42 hari setelah melahirkan.

Setalah kami membahas materi P2K2 kemudian dilanjutkan sesi kedua, membahas tentang Peningkatan Pemahaman tentang Kebakaran dan juga menjelaskan tentang bagaimana memanfaatkan yang disampaikan oleh Bripka Agus Mulyono, S.H.,M.H. selaku BKTM Desa Gamping. Menurutnya pada musim kemarau seperti sekarang ini sangat rawan kebakaran, oleh karena itu warga diminta sangat berhati-hati. Sebagai contoh kecil tidak boleh membuang puntung rokok sembarangan karena juga bisa menimbulkan kebakaran.

Kebakaran bisa terjadi akibat kecerobohan dan kelalaian manusia. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam kasus Kebakaran.

Pertama, penyebab: kebakaran terjadi karena adanya penyebab sebagai contoh listrik konslet, buang puntung sembarangan, tabung gas bocor.

Kedua, mencegah.  lebih baik mencegah sebelum terjadi, pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara pemasangan alat listrik yang SNI, periksa peralatan listrik secara berkala, jaga kondisi  tabung jangan sampai bocor, pantau anak saat bermain api.

Ketiga, penanganan: apabila terjadi kebakaran kita perlu mengambil langkah,. selamatkan orang yang ada di lokasi, jika ada korban segera bawa ke puskesmas terdekat, dan juga janga lupa selamatkan harta benda.

Pada kesempatan ini BKTM juga menjelaskan akan pentingnya memahami bantuan Sosial, termasuk didalamnya PKH dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).
Berikut pesan Bripka kepada para peserta peretemuan kelompok diantaranya :
Bagi KPM PKH yang sudah sejahtera/mampu mohon kesadarannya untuk keluar secara mandiri atau mau Graduasi Sejahtera Mandiri (GSM) karena jika sudah mampu tetap merima bantuan, itu sama halnya tindakan KORUPSI dan bertentangan dengan Hukum.
Jangan mengandalkan Bantuan Negara, berusahalah untuk Mandiri. Belajarlah memulai menjadi masyarakat yang Produktif.
Orangtua harus punya motivasi akan pendidikan anaknya ke jenjang yang tinggi.
Usaha yang baik adalah usaha yang dijalankan tidak hanya direncanakan, apapun usahanya.

Salam PKH, Salam Sejahtera bagi kita semua..!!!!!!

Ditulis oleh Nuryanto S.Pd ( Pendamping Sosial PKH Kecamatan Suruh).