Selasa, 25 Desember 2018

PELATIHAN SINGKAT PENDAMPING DURENAN DENGAN MATERI P2K2 SESSI 3 DAN 4




Jam masih menunjukkan pukul 07:30 pada hari senin 24 Desember 2018 ini ketika saya bergegas mengeluarkan motor dan memanasinya. Setelah persiapan cukup sepeda langsung kuarahkan ke desa Gador kec. Durenan, sebuah tempat yang disepakati oleh teman-teman pendamping untuk menimba ilmu p2k2 sessi 3 dan 4 kepada korcam, sdr. Misbakhul Munir.


Melewati jalan raya yang lumayan ramai karena berbarengan dengan hari cuti nasional, saya berusaha mengendalikan motor penuh kehati-hatian. Apalagi belum lama berselang salah satu kolega yang juga korkab pkh menjadi korban ramainya arus lalin.
Cukup mudah untuk mencari tempat yang telah disepakati di desa Gador tsb. Rumah yang belum lama mengalami bedah rumah dari BAZNAS tsb kelihatan jalan dari jalan utama Gador-Sumberejo.
Tiba di tempat, korcam sudah menyambut dengan beberapa kpm yang ikut sessi p2k2. Tak berapa lama berselang, pendamping cantik-cantik mbakyu Millati Rahmah dan Anis Khusnul juga sampai.
Tidak sampai menunggu, acara P2K2 sessi 3 dan 4 pun dimulai. Fokus utama pendamping adalah mempelajari cara penyampaian materi kepada kpm.Abah Munir, begitu sapaan akrab beliau merupakan salah seorang diantara 10 lulusan diklat fds di yogyakarta beberapa waktu lalu.
Jadi adalah suatu keharusan bagi kami sebagai pendamping untuk ikut menyerap ilmu yang beliau ajarkan ke kpm.
Pada sessi ini pak Korcam juga mengajari permainan-permainan seru seperti merangkai kata dan menyampaikan pesan Para kpm tertawa riuh rendah ketika salah satu diantara mereka gagal merangkai kata atau meneruskan pesan. Bahkan ketika disuruh menyanyi sebagai hukuman selalu penuh dengan gelak tawa. Disinilah hebatnya program fds. Tanpa disadari, para kpm memanfaatkan waktu bersama tsb untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik antara satu dengan yang lainnya sehingga tercipta suatu keakraban yang luar biasa.
Suatu kondisi yang sebenarnya mulai langka di jaman ini, ketika gadget mengambil sebagian besar porsi berkomunikasi manusia di jaman modern.
Tak lupa pada sessi ini, abah juga menekankan pentingnya komunikasi dalam keluarga, sekecil apapun agar bisa mendeteksi sedini mungkin segala persoalan dan permasalahan yang terjadi dalam keluarganya.
Keluarga yang baik adalah keluarga yang mampu memanajemen emosi, interaksi, hubungan sosial dan ekonomi.

Menginjak pertengahan session, tanpa disangka datanglah supervisor mas Agus yang menyempatkan diri untuk menengok p2k2 tsb. Sekaligus dalam kesempatan ini sang SPV (mengacu kode profesi yang bersangkutan) menekankan kembali tentang komitmen hak dan kewajiban anggota kpm. Sekaligus memberikan applause kepada peserta yang energik mengikuti acara pukul 08:00-11:00 wib tadi.(P2U)

Senin, 24 Desember 2018

COACHING FDS MANDIRI KECAMATAN PANGGUL, MEMINTAL MATERI HARAPAN DALAM SEMANGAT KEBERSAMAAN


Coaching FDS merupakan kegiatan atau upaya untuk meningkatkan pemahaman SDM PKH terkait materi P2K2 yg harus disampaikan kepada para peserta PKH. Hari ini, Senin 24 Desember 2018 kegiatan coaching FDS mandiri tersebut telah dilaksanakan di Kecamatan Panggul. Setelah beberapa kali sempat tertunda karena beberapa hal, hari ini kegiatan tersebut berhasil dilaksanakan dengan baik. Seperti yang telah dijadwalkan, pukul 08.30 kami sudah berkumpul di sekretariat PKH  Kecamatan Panggul dan siap menyerap materi FDS sesi 3 dan sesi 4 pada modul PPA, yang akan disampaikan oleh Bu Tatit Trisilowati, yg telah lebih dulu menerima materi ini selama dua minggu bertempat di Jogjakarta beberapa waktu yang lalu.
Beberapa menit sebelum acara tersebut dimulai, memang sempat terjadi sedikit perdebatan kecil antara kami terkait tempat pelaksanaan. Awalnya memang telah kami sepakati, menunjuk Pantai Pelang sebagai tempat pelaksanaan FDS tersebut, namun usai menyimak berita tentang musibah tsunami yg terjadi di Selat Sunda, beberapa dari kami nyalinya menjadi ciut juga. Bahkan salah seorang kawan kami, yang bernama Wahyu Remana Putra bersikeras untuk tidak jadi mengikuti Coaching FDS ini bila tetap memilih Pantai Pelang sebagai tempat pelaksanaan. Dia berdalih sebagai pengantin baru belum siap kalau harus kehilangan sang kekasih. Meskipun beberapa dari kami memberikannya pengertian, ternyata itu tak cukup kuat untuk mengubah keputusannya. Akhirnya, kegiatan coaching fds itu kami laksanakan secara sederhana di teras balai rakyat. Acara dibuka Bu Tatit, selaku mentor kali ini. Setelah memberikan pengantar dan membagi beberapa sesi kegiatan, kami pun segera mempelajari materi bagian kami masing-masing. Perlu beberapa menit untuk memahami materi sebelum praktik bersama. Ternyata meski dilakukan secara sederhana, tanpa camilan atau kopi, itu tak mengurangi antusias kami mengikuti materi. Bahkan beberapa kali kami dibuat terpingkal oleh game/permainan yg dilakukan selama kegiatan. Contoh saja, dalam permainan rangkai kata, kata yg diucapkan spontanitas para peserta mampu menyentil kelucuan dan berhasil membuat tawa kami pecah. Dalam game yang lain pun sama, kegiatan demi kegiatan berlalu dengan asyiknya, sampai tak kami sadari materi sesi tiga pun usai.
Sebelum melanjutkan materi sesi 4, salah satu kawan kami berceloteh ingin berganti suasana, untuk menghilangkan kejenuhan, supaya tetap bisa fokus ke materi. Tapi kurasa itu hanya alasan perutnya saja yg memengaruhinya dan beralibi ingin berpindah suasana. Sebelum kami beranjak ke tempat kedua, yaitu Pantai Konang yang kami pilih, kami sempatkan foto-foto di taman kota. Tak menunggu lama, kami pun asyik foto-foto dengan kostum batik biru, senada dengan hijaunya dedaunan, meski ada juga beberapa yg tidak komitmen dengan kesepakatan berdalih bajunya basah.
Sekitar pukul 11.30 WIB, kami bergegas menuju Pantai Konang. Awan masih menggantung di langit, suasana redup juga gerimis yg acap kali turun henti tak menyurutkan langkah kami untuk mengikuti materi sesi 4.
Sekitar pukul 11.45 kami sampai di Pantai Konang. Puri ice yg kami pilih kali ini, tempat nongkrong yang lumayan nyaman, dengan dekorasi kekinian dan bagus untuk foto-foto. Menunya pun beragam, jadi cocok bgt untuk kegiatan ini, pikir kami. Sampai disana kami pun segera boking tempat, dan beberapa kawan sibuk memasang flip chart pada tiang bambu, sedang beberapa lagi sibuk memesan menu di belakang.
 Suasana memang sangat riuh, karena bertepatan dengan hari libur. Sebelumnya kami pun canggung untuk melaksanakan FDS disana, namun kegilaan kami tak menyurutkan niat awal kami. Usai penyampaian materi dari Bu Tatit, kami pun segera mengambil alih untuk segera praktik sesuai bagian kami masing-masing. Ternyata, kegiatan berjalan begitu luar biasa. Para peserta makin antusias mengikuti materi. Pak Haniq memegang kendali lagi di kegiatan 2 yaitu game pesan berantai, setelah kegiatan satu dibuka oleh Cak Imin. Game berlangsung begitu seru, bahkan para pengunjung lain menyorot kami dengan pertanyaan-pertanyaan penasaran. Sebagian dari mereka sempat berceloteh, menganggap aneh kami. Tapi tak sedikit pula yang mendengarkan dengan saksama materi yg kami sampaikan, dan ikut menimpali. Sekitar pukul 14.00 WIB sesi 4 pun selesai usai direview dan ditutup oleh saudara M.Laili, dan dengan penguatan oleh Bu Tatit dan Pak Joko sebagai mentor. Acara demi acara berhasil kami ikuti dengan baik dan lanjut yg kita tunggu, makan.... Makan..... Para peserta menyantap beberapa hidangan yg telah dipesan, usai itu kami pun berlarian ke pinggir pantai, sekedar mengucap salam pada pasir dan kepiting, kata salah seorang dari kami. Tak luput dari itu, tak jauh dari tempat kami foto2, ada beberapa nelayan yg tengah menarik jaring, kami pun ikut serta. Dan akhirnya kegiatan FDS kali ini memberikan kesan yang luar biasa bagi kami. Terimakasih coach Tatit. Terimakasih kawan-kawan, atas waktu, dan kesempatan menggila bersama. Dariku. AGS

Jumat, 21 Desember 2018

Coaching FDS di Agrowisata Dillem Wilis



Kamis, 20 Desember 2018. Pendamping sosial PKH Kecamatan Bendungan mengikuti kegiatan coaching FDS (Family Development Session) sesi 3 dan 4 modul Pengasuhan dan Pendidikan Anak. Pendamping sosial PKH Bendungan kompak dengan mengenakan seragam putih berkumpul di ruangan sekretariat PPKH Kecamatan Bendungan. Tepat pukul 10.00 pagi kami berangkat ke lokasi Agrowisata Dillem Wilis. Walaupun mendung dan hujan tidak menghalangi kami untuk berangkat melaksanakan kegiatan ini. Kami sengaja memilih Agrowisata Dillem Wilis untuk melaksanakan kegiatan coaching ini bukan di aula kecamatan. Kami menganggap lokasi ini tepat karena di Agrowisata Dillem Willis tempatnya sangat indah dan suasananya mendukung untuk kegiatan ini. Sesampainya di lokasi hujan telah berhenti, kami melihat indahnya pemandangan pegunungan dan aneka tanaman membuat kami lebih bersemangat melaksanakan kegiatan coaching FDS ini.
Kegiatan dimulai oleh Agus Syaiful Anwar sebagai SPV  (supervisor) dengan mengulas sesi sebelumnya yang telah diajarkan yaitu sesi 1 dan sesi 2. Kami mengingat-ingat kembali apa yang telah kami pelajari pada sesi 1 dan 2. Pendamping juga menyampaikan pengalamannya ketika menjelaskan materi sesi 1 dan 2 kepada KPM. Sesekali kami tertawa mendengarkan cerita pendamping ketika menyampaikan pengalamannya menjelaskan sesi 1 dan 2. Dengan penuh kesabaran Supervisor me

nyampaikan materi sesi 3 dan 4. Pendamping mendengarkan penjelasan dengan serius diselingi diskusi kecil terkait materi sesi 3 dan 4. Sesekali kami tertawa ketika mendengarkan pendapat pendamping yang lain menanggapi penjelasan SPV.
Pada pukul 12.30 materi coaching sesi 3 dan 4 telah selesai disampaikan. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Setelah itu kegiatan yang kami lakukan adalah makan bersama. Kebetulan hari ini sudah kami rencanakan untuk melaksakan tasyakuran salah satu pendamping yang telah menyelesaikan pendidikan S2 nya. Selain itu juga untuk tasyakuran E-Warong Kube “Permata Wilis” Kecamatan Bendungan. Kami sudah mempersiapkan Nasi Gurih dan Ayam Lodho lengkap dengan urap-urapnya. Syukuran diawali dengan doa bersama dan mendoakan agar salah satu pendamping yang masih jomblo agar segera mendapatkan jodoh.


Setelah acara makan bersama selesai kami melanjutkan dengan selfie dan wefie mengelilingi Agrowisata Dillem Wilis ini. Kami ingin bersantai sejenak berwisata menikmati indahnya tempat ini. Selain itu kami juga ingin mengenalkan tempat wisata ini. Pada pukul 13.00 kami menutup coaching FDS ini dengan berfoto bersama di Gapura Selamat Datang Agrowisata Dillem Wilis dan kembali ke kantor Sekretariat Kecamatan Bendungan. Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar dan semoga bermanfaat bagi kami semua. Amiiinnn…

Selasa, 18 Desember 2018

Coaching FDS Serasa Piknik



Kampak. Senin, 17 Desember 2018. Tampak beberapa pemuda-pemudi berseragam krem dan merah beranjak dari halaman Kantor Kecamatan Kampak seusai melaksanakan rutinitas apel pagi. Mereka menuju ke arah desa Senden dan langkahny berhenti diparkiran bawang tebing jalur desa Pakel kecamatan Watulimo. Ternyata tempat yang mereka tuju adalah wisata alam alias GOA NGERIT.


Pemuda-pemudi berseragam tadi rupanya pendamping PKH Kecamatan Kampak sejumlah 6 orang beserta seorang Peksos Supervisor dari Kabupaten. Tidak lama kemudian datang dari arah berlawanan dengan atribut sama yaitu Pendamping PKH Kecamatan Watulimo sejumlah 5 orang. Mereka akan melaksanakan coaching FDS secara mandiri sebagai lanjutan FDS yang sudah dilakukan sebelumny pada tanggal 8 dan 9 Oktober 2018. Kali ini mereka mengasah materi FDS/P2K2 Modul Pengasuhan dan Pendidikan Anak sesi 3 dan 4.

Setelah beli tiket, mereka masuk menyusuri tebing dikanan kiri ada batu dan berbagai macam bunga yang mungil nan indah. Langkahnya terhenti ketika menemukan layaknya padepokan pinggir sungai yang nyaman dan asri. 



Kerja serasa piknik yang dibantu Pak Agus sebagai Peksos Supervisor mengawali coachingnya. Dengan ciri khasnya yang lemah lembut dan santun beliau memulai sesi 3 tentang Memahami Cara Anak Usia Dini Belajar dengan mengulas materi sesi 1 dan 2. Penyampaian langkah demi langkah dengan berbagai permainan dan lagu anak-anak pada zamannya disertai gerakan. Peserta begitu antusias dan cekikikan karena menemukan kebahagiaan dimasa kecilny kembali yang sekarang sudah jarang terlihat disekitar kita. Diakhir sesi beliau menekankan bahwa Bermain adalah sarana belajar anak dan bisa meningkatkan kemampuan berbahasa anak.


Sejenak setelah istirahat coaching dilanjutkan untuk sesi 4 tentang Membantu Anak Sukses di Sekolah. Tetap dengan semangatnya Sang Supervisor mengawali sesi 4. Pada sesi ini dibantu Mas Purwanto pendamping PKH Watulimo yang sudah pernah Diklat FDS  di Balai Besar Yogyakarta. Seperti halny sesi 3, Mas Pur juga menyampaikan langka demi langkah yang ada pada modul. Penekanan yang disampaikan Mas Pur pada sesi 4 ini adalah Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dan Cara Membantu Anak Sukses di Sekolah.

Tepat pukul 10.30 coaching usai dilanjut menikmati nasi ayam geprek buatan Mbak Wiwit. Selesainya makan siang mereka berkeliling dari satu destinasi ke destinasi yang lainnya. Mulai dari Batu Labirin, Situs Pertapaan, Goa Ngerit, Rumah Batu, Situs Mitos, Goa Agung, Situs Meja Kursi, Sungai Bawah Tanah, Bangsal Kencana dan Go Landak. Tidak terasa mereka sudah menemukan tulisan "PINTU KELUAR" yg artiny tinggal berberapa langkah mereka keluar dari area Goa Ngerit yang begitu Indah. Mereka istirahat sejenak langsung ke tempat parkir dan siap meluncur untuk kembali ke aktivitas masing-masing.


Ditulis oleh Korcam PPKH Kec. Kampak : Nurmawati

Senin, 17 Desember 2018

Coaching FDS Sesi 3 dan 4 PKH Kecamatan Tugu Berjalan Sukses


Tugu, 13 Desember 2018. Pendamping sosial PKH kecamatan Tugu mengadakan coaching FDS sesi 3 dan 4 modul Pengasuhan dan Pendidikan Anak. Peserta coaching diberangkatan dari kantor kecamatan Tugu yang dilepas oleh bapak kasi kesra pada pukul 8.45 WIB.. 

Kemudian para pendamping sosial akan melakukan coaching FDS melaui praktik langsung di kelompok PKH Nglegok desa Ngepeh, tepatnya di rumah Bu Muinem RT 10 Desa Ngepeh yang dihadiri oleh 25 KPM.

Akses menuju lokasi ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Sepanjang perjalanan harus melewati gunung, jalan terjal, dan juga hutan jati. Karena pada saat ini sedang musim ulat daun jati, banyak sekali ulat bergelantungan membuat bulu kuduk para pendamping sosial bergidik, khususnya bagi perempuan beberapa kali mereka berteriak - teriak takut jika ulat itu jatuh mengenai kami.


Tiba dilokasi, coaching dimulai pukul 09.15 WIB dengan materi Sesi 3 yang dipandu langsung oleh Hasnal Aulia Kamal sebagai fasilitator dengan terlebih dahulu memperkenalkan anggota yang lain dan menjelaskan maksud dan juga tujuan. Fasilitator memberikan contoh praktik langsung dengan KPM untk sesi 3 sampai dengan selesai. 

Sedangkan untuk sesi 4 di fasilitasi oleh semua pendamping sosial yang berturut - turut yaitu: Zahroh Anisak, Gigih Setiawan, Ana Dwi Wahyuni, Nafiul Anwar, Siti Nurjanah, dan terakhir Deni Harvian. Berbagai materi disampaiakan secara runtut sesuai dengan apa yang ada di dalam modul. Materi disampaikan dengan singkat dan jelas, serta permainan - permainan dilakukan dengan senang gembira.


Tibalah saatnya pada akhir kegiatan tepat pada pukul 12.00 WIB. Para pendamping sosial berpamitan kepada para ibu KPM PKH. Tampak dari wajah ibu - ibu KPM yang ceria setelah ketempatan coaching hari ini. Semoga kegiatan yang sudah dilakukan hari ini dapat bermanfaat bagi para pendamping untuk terus belajar, dipraktikkan dan dikembangkan sendiri pada saat P2K2 dengan KPM-nya masing-masing, dan juga ibu - ibu PKH memahami dan menerapkan materi FDS kepada keluarganya.(HAK)

Laporan ditulis pendamping sosial PKH Kec. Tugu : Hasnal Aulia Kamal

Peringatan HKSN Gelar Bakti Sosial



Sabtu, 15/12. Jajaran pemerintah kab. Trenggalek yang dipromotori oleh DinsosPPPA menyelenggarakan apel dan bakti sosial dalam rangka Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang di peringati setiap tanggal 20 Desember. Kegiatan tersebut mengangkat tema kesetiakawanan sosial sebagai perekat keberagaman.  Dilaksanakan bertempat di dusun Winong, desa Sumurup, kec. Bendungan. Hadir dala acara ini Wakil Bupati Trenggalek, segenap pegawai DinsosPPPA, kantor kecamatan Bendungan, Tagana, TKSK, Pendamping sosial PKH, Komunitas Trail, segenap perangkat desa dan warga desa sumurup. kegiatan Apel yang dikomndani oleh saudara Fendi anggota tagana dengan sigap menyaipkan barisan apel yang terdiri seluruh elemen pserta yang hadir.


Apel diawali dengan menyayikan lagu Indonesia raya dengan iringan intrument elekton dari seorang penyandang disabilitas netra dan dilanjutkan dengan sambutan serta arahan dari ketua panita juga Wakil Bupati Trenggalek.


Kepala DinsosPPPA dr.Ratna Sulistiyowati, M.Kes sebagai ketua pelaksana menyampaikan bahwa kesetiakawanan sosial ini merupakan bentuk toleransi yang melibatkan pikiran sikap dan rasa gotong royong yang didasari kerelaan juga keikhlasan. Peringatan HKSN kali ini tidak hanya apel saja, namun bentuk kerja nyata dengan mengadakan bakti sosial kepada warga sekitar yang membutuhkan, Imbuhnya. Bantuan tersebut diantaranya berupa paket sembako, kursi roda, bantuan pangan perlindungan masyarakat miskin, bantuan pangan bagi eks pasung, pembagian kartu KIS, sembako bagi korban tanah gerak, penyuluhan kesiapsiagaan terhadap bencana, dan pengecatan mushola yang terletak berdekatan dengan lokasi apel.

Dalam sambutanya Wakil Bupati Trenggalek atau lebih familiar dikenal dengan sebutan Mas Ipin mencontohkan bentuk sederhana kesetiakawanan sosial itu diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya menjaga keseimbangan alam dan sumber air, saling menjaga aliran air untuk tidak dicemari dengan limbah rumah tangga sehingga yang memanfaatkan di daerah bawah tidak dirugikan. Sambil menunjuk arah selo bale yang menjadi salah satu sumber mata air di desa Sumurup.

Disampaikan juga bahwa pemerintah kabupaten Trenggalek juga telah membuat suatu lembaga yang erat kaitanya dengan makna kesetiakawanan sosial berupa program GERTAK (Gerakan Tengok Kebawah). Posko Gertak yang berdiri dilingkungan rumah dinas wabub menjadi pusat layanan untuk membantu berbagai permasalahan sosial yang terjadi pada masyarakat Trenggalek. Posko tersebut menjadi sebuah layanan satu atap dan terhubung dengan berbagai pelayanan umum baik pemda maupun lembaga lain yang bekerjasama dengan posko gertak. Bagi masyarakat yang tengah mengalami kesulitan atau kesusahan seperti kesehatan, pendidikan, kemiskinan dan berbagai masalah kerentanan sosial lainnya dapat memanfaatkan layana gertak tersebut. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam mewujudkan kesetiakawanan sosial berupa partisipasi dalam memberikan informasi jika dilingkungan tempat tinggal menemui permaslahan sosial yang perlu tindak lanjut, kata Mas Ipin.


Diakhir sambutannya beliau mengapresiasi para pegiat sosial TKSK, Tagana, Pendamping Sosial PKH yang telah memberikan sumbangan tenaga, pikiran, waktu dan materiil dengan ringan tangan untuk saling membantu orang lain yang sedang tertimpa musibah. Sebenarnya ruh dari kesetiakwanan sosial itu wujud cerminan dari nilai-nilai pancasila yakni gotong royong. Saling bahu membahu untuk meringkankan saudaranya yang sedang kesusahan.

Acara dilanjutkan dengan menyerahkan sejumlah bantuan tersebut diatas, kemudian melihat kondisi mushola yang akan dicat dan juga meninjau langsung kondisi tanah gerak yang terletak di lereng bukit dusun Winong. Setelah ramah tamah, berfoto-foto dan nge flog Mas Ipin bersama rombongan komunitas trail dengan mengendarai motor berkeliling menikmati track spot di area sekitar desa sumurup yang menguji adrenaline.Ags

Membangun Kepercayaan diri KPM-PKH dalam Mendidik dan Mengasuh Anak



 
Coaching Mandiri, Modul PPA Sesi 4 PPKH Kecamatan Suruh

Suruh, 13 Desember 2018 bertempat di RT. 03 RW. 01 Dusun Jajar Desa Nglebo Kecamatan Suruh telah dilaksanakan Coaching Mandiri FDS PKH Kecamatan Suruh. Lokasi yang sejuk di kaki Tebing Linggo sejumlah 28 peserta PKH dengan antusias mengikuti FDS modul Pendidikan dan Pengasuhan anak sesi 4 dengan topik “Membantu Anak Sukses di Sekolah”. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan para pendamping PKH kecamatan Suruh melaksanakan FDS sesi ke - 4 di masing-masing Lokasi kerjanya.

Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh pendamping PKH desa Nglebo, Qomariatin Nafi’ah dengan salam serta memanjatkan Puji dan Syukur. Sebelum beliau mempersilakan Bapak Nuryanto selaku Fasilitator untuk menyampaikan materi,  terlebih dahulu  Qomariatin Nafi’ah memperkenalkan seluruh peserta coaching kepada KPM-PKH  yang hadir. Yang Pertama  Nuryanto  selaku Korcam PPKH Suruh dan sebagai Fasilitator, Rilla Murniati Adestina selaku pendamping PKH desa MLinjon, Mua’fatun Nadifa selaku Pendamping PKH desa Puru dan Suruh serta Riyadu Sulaiman selaku pendamping PKH desa Ngrandu dan Wonokerto.


Penyampaian materi ini disimulasikan sebagaimana peserta mengisi kegiatan FDS di wilayah dampingannya masing-masing, yaitu dengan diawali mengajak KPM  mengingat kembali materi yang sudah diterima sebelumnya. Sebagian besar peserta telah memahami dan mempraktekkan apa yang sudah mereka pelajari, dengan guyonan hangat mereka mengungkapkan hal yang menjadi kendala dan   hal yang   menarik ketika mempraktekkan materi tersebut.  
Pendidikan merupakan salah satu hak anak Indonesia, peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan hak  atas pendidikan anak dengan memastikan anak yang berusia sekolah dasar hadir di sekolah. 

Di sesi ke 4 ini peserta diajak mempelajari pentingnya pendidikan anak di usia dini agar anak siap bersekolah. Didalam forum itu dibentuk 4 kelompok dengan 7 peserta dengan kapten Pendamping PKH. Peserta diajak bermain rantai kata, setiap kelompok diberikan 1 kalimat yang harus dibisikkan kepada temannya secara berurutan. Fasilitator memastikan pesan dapat tersampai kepada rantai yang paling terakhir, dan bagi yang tidak sesuai aturan main ada sanksinya, karena permainan ini pada dasarnya untuk melatih konsentrasi dan melatih peserta untuk mampu menerima dan memverifikasi informasi secara benar.

Disela-sela penyampaian materi, FDS ini juga diselingi dengan ice breaking. Peserta diminta duduk berbaris, mengangkat kedua tangan kemudian meletakkan dipunggung teman yang ada di depannya dan memijat. Sontak gelak tawa menggema memenuhi ruangan berdinding bata merah tanpa plester itu. Riyadu sulaiman selaku pemimpin ice breaking tersenyum kecil sembari menjelaskan apa maksud dari permainan tersebut.  Selain untuk membuat mereka gembira dan menghilangkan ngantuk, permainan tersebut juga memberikan pesan bahwa hidup itu tidak selamanya enak digambarkan dari peserta yang paling belakang tidak mendapatkan pijatan, dan enak yang dirasakan bisa jadi berasal dari teman.

 

Ketika suasana sudah mencair dan peserta kembali bersemangat materi dilanjutkan dengan menyaksikan sebuah film pendek, melalui film itu peserta diajak mengamati lembaga pendidikan anak usia dini. Dalam ilustrasi digambarkan ada 2 lembaga pendidikan dengan perbedaan, yang satu berseragam dan satu tidak berseragam. Peserta diajak untuk menentukan mana sekolah yang bermutu. Fasilitator menekankan bahwa lembaga yang bermutu adalah lembaga yang mampu merencanakan kegiatan dengan cara menyenangkan, menarik minat dan bermanfaat bagi anak. Disamping itu fasilitator juga menyampaikan bahwa ketika orang tua terlibat dalam kegiatan pendidikan anak usia dini akan membawa banyak manfaat. Selain itu tugas orang tua juga untuk membantu anak sukses anak di sekolah dengan cara mengajarkan anak untuk berani menyampaikan pendapatnya kepada siapapun agar anak lebih dihargai oleh orang-orang disekitarnya. Ketika anak tidak mau sekolah orang tua juga harus mampu mengatasi dengan cara menjalin komunikasi yang baik dengan anak, pihak sekolah dan lingkungan sekitar.

Setelah seluruh materi tersampaikan, fasilitator meminta ketua kelompok untuk menyampaikan hal-hal penting yang dipelajari pada hari ini dan mempraktekkannya di rumah. Untuk melatih kekompakan diajak bermain tepuk simbolik dan memotivasi agar peserta berkenan hadir pada pertemuan selanjutnya.[RM@]

Laporan ditulis Pendamping Sosial PKH Kec. Suruh : Rilla Murniati Adestina

Kamis, 13 Desember 2018

FDS Strategi Jitu Mengubah Pola Pikir KPM-PKH

Suruh, (11/12) – kumpulan ibu-ibu dan bapak-bapak tampak mengenakan setelan pakaian agak rapi dari biasanya tengah berjalan bergerombol menuju suatu rumah di dusun Guwo desa Ngrandu. Ada beberapa diataranya turut serta membawa buah hati mereka yang massih balita. Ternyata hari itu adalah Selasa minggu ke-2 di bulan Desember yang merupakan jadwal rutin mereka untuk melakukan kegiatan Pertemuan Kelompok dalam rangka melaksanakan Program Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) atau juga biasa disebut dengan FDS (Family Development Session) di dusun itu. Pertemuan itu merupakan bagian dari kegiatan yang diselenggarakan oleh Program Keluarga Harapan (PKH).
Ada hal menarik terkait FDS yang dilakukan di dusun Guwo desa Ngrandu ini karena lokasi kegiatan setiap bulannya terus berpindah pindah mengikuti “kopyoan” atau bahasa khas masyarakat setempat untuk menyebut sistem lotre, jadi siapa yang namanya keluar dalam kopyoan tersebut maka dirumah dialah nanti sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan FDS bulan selanjutnya. Hal ini sangat besar sekali manfaatnya bukan hanya untuk PKH sendiri melainkan untuk KPM atau Keluarga Penerima Manfaat sebuah sebutan untuk menyebut peserta PKH dalam rangka mempertahankan kultur dan kearifan local di daerah tersebut. Dengan sistem lokasi berpindah pindah dengan mengikuti kopyoan ini tentunya selain untuk mencari suasana baru juga dalam rangka merekatkan hubungan antar KPM juga bias digunakan pendamping untuk sekaligus home visit.

Di dusun Gowo desa Ngrandu sendiri terdapat 2 kelompok FDS, karena jadwalnya untuk dusun Guwo itu hari selasa minggu ke-2 maka dalam hari akan dilaksanakan FDS di dua tempat yang berbeda dalam waktu yang berbeda pula. Lokasi FDS yang pertama di rumah Ibu Jemini (Guwo, RT. 08/02),yaitu pukul 08.00-10.00 WIB sedangkang untuk lokasi ke-2 di selenggarakan di rumah ibu Murti (Guwo, RT. 07/02) di pukul 10.30 – 12.30 WIB. (Alokasi waktu ini sudah disesuaikan dengan panduan TOT FDS, 2013:1).
 
Dalam FDS kali ini materinya adalah Pengasuhan dan Pendidikan Anak yang tengah memasuki sesi 3 yaitu tentang Memahami Cara Anak Usia Dini Belajar. Tujuan dari penyampaian materi ini adalah untuk memberikan pengetahuan manfaat permainan dan bagaimana bermain sesuai dengan tahap usia anak, serta cara menggabungkan permaianan ke dalam rutinitas harian. Serta untuk mengeksplorasi berbagai kegiatan bermain untuk mengembangakan kemampuan bahasa anak.

Kegiatan FDS ini diawali dengan Pendamping PKH menyampaikan tentang pokok bahasan materi di sesi ini, dan sebelum memasuki materi sesi 3 pendamping PKH mengajak peserta untuk mengingat materi sebelumnya dengan cara menunjuk beberapa KPM untuk menjelaskan tentang materi yang diterima di sesi sebelumnya dan selanjutnya menanyakan kepada peserta permainan apa saja yang pernah disenangi di waktu kecilnya.

Dalam menyampaikan materi sesi 3 ini saya dibantu salah satu pendamping untuk wilayah dampingan desa Mlinjon Kec. Suruh yang bernama Rilla Murniati A. Hal ini karena dia telah mendapatkan coaching FDS dari korcam Nuryanto yang telah didiklat di balai diklat Yogyakarta.

Sebagaimana tujuan dari materi FDS tersebut kegiatan ini di isi dengan menjelaskan macam-macam permainan yang disesuaikan dengan usia anak, selanjutnya KPM diajak melakukan permainan tebak kata dan sambung kata. Dalam permainan ini KPM diminta berdiri melingkar dengan tangan diangkat dengan tangan kanan diletakkan diatas tangan kiri temannya kemudian permainan tebak kata dan sambung kata dilakukan dengan cara menyebutkan berbagai kata missal nama hewan, buah dll. Dengan aturan peserta tidak boleh mengulang kata yang sudah disebutkan oleh peserta lain atau menyebutkan kata yang tidak ada hubungannya dengan kata sebelumnya apabila ada yang melanggar maka akan ada sanksi yang akan diberikan yang merupakan usulan dari seluruh peserta.

Guna mendapatkan suasana berbeda permainan ini tidak hanya dilakukan di dalam ruangan melainkan juga dilakukan diluar ruangan. Setelah permainan usai peserta diajak berfikir terkait manfaat permainan dan permainan lain yang mungkin bias dilakukan bersamaan dengan rutinitas harian. Sebaimana disebutkan oleh Tukiyah – salah satu KPM- “manfaat dari permainan tadi melatih konsentrasi dan mendaapat kata baru,” hal ini senada dengan yang di ungkapkan oleh  Lasih, “selain melatih konsentrasi juga bisa jadi “gobyos” –berkeringat. Red), selain itu juga perasaan juga menjadi senang. Hal yang sama juga dingkapkan oleh Lusi bahwa permainan ini selain bikin gobyos juga bias melatih seseorang untuk focus dengan apa yang dicapkan oleh temannya.
Dalam menjelaskan materi ini pendamping PKH menekankan bahwa permainan untuk anak sebisa mungkin disesuaikan dengan usia anak dan tidak terbatas pada permainan yang dicontohkan atau disimulasikan bersama pendamping saja. Disamping penyampaian materi FDS dalam pertemuan tersebut juga dibuka diskusi terkait harapan dan pertanyaan seputar PKH. Selanjutnya kegiatan FDS ini ditutup dengan ice breaking tepuk simbolik dan memperagakan lagu topi saya bundar serta untuk mengurangi rasa pegal pegal karena acra yang lama tadi ada sebelum pulang ada pijit berantai tentu yang ibu dengan ibu dan untuk bapak dengan bapak. [RSn & RMA]

Ditulis oleh: Riyadu Sn & Rilla MA (Pendamping Sosial PKH Kecamatan Suruh)
Fotografer: Suronto (KPM-PKH)

Rabu, 12 Desember 2018

CALON PSIKOLOG MUDA DAN CANTIK BERIKAN MATERI FDS DI DESA GAMPING

Selasa, 11 Desember 2018, pelaksanaan FDS (Family Development Session) dilaksanakan di dua kelompok berbeda namun masih disatu Dusun yang sama tepatnya di Dusun Gandu Desa Gamping Kecamatan Suruh.  Pelaksanaan pertama pukul 08.00-10.00, FDS kami laksanakan di Kelompok Reguler yang dihadiri 32 KPM bertempat di rumah mbah Midi RT 05 RW 01 Desa Gamping, lanjut jam kedua pukul 10.30-12.30 FDS kami laksanakan di kelompok Gandu Validasi 2017 yang dihadiri 36 KPM bertempat di rumah bu Tatik RT 04 RW 01 Desa Gamping.
 
FDS  kali ini menyampaikan materi Modul Pengasuhan dan Pendidikan Anak sesi 3 "Memahami Cara Anak Usia Dini Belajar". Dalam sesi ini membahas permainan yang tepat sesuai usia anak, peran orangtua dalam bermain bersama anak, selain materi juga ada permainan bersama KPM yang bertujuan untuk memberikan contoh bermain bersama anak saat dirumah, permainan tebak kata untuk melatih konsentrasi dan pembendaharaan kata, selain itu mereka diajak bernyanyi "topi saya bundar" agar suasana tidak membosankan. Dan yang tak kalah penting kami sampaikan manfaat bermain bagi anak, mereka baru sadar ternyata permainan yang dulu dianggap "wong deso" justru membawa banyak manfaat bagi anak baik secara fisik dan kognitif, dulu mereka beranggapan bermain hanya sekedar bermain ternyata itu salah.

Pada pertemuan kali ini ada yang berbeda karena saya ditemani seorang Sarjana Psikologi yang mana pada kesempatan ini memberikan penjelasan yang berhubungan juga dengan manfaat bermain bagi anak dan perkembangan pada usia anak. Dia bernama Husnul Fauziyah, S. Psi. biasa dipanggil Uzi, masih muda dan cantik fresh graduate  jebolan dari salah satu kampus di Jogjakarta. Meskipun masih muda wawasannya cukup luas dan sangat membantu saya dalam penyampaian materi kali ini.
 
Kesempatan kali ini dia menyampaikan bahwa anak usia 0-7 tahun biasanya anak memiliki sifat yang sedikit aneh yaitu memiliki teman khayal tapi menurut dia hal itu adalah wajar, baru kalau sifat itu masih ada hingga usia SD itu perlu mendapat perhatian khusus. "Biasanya mereka itu berbicara seolah-olah ada lawan bicaranya padahal sedang sendiri", jelas mbak Uzi.

Selain itu Uzi juga menjelaskan akan pentingnya perkembangan motorik halus dan motorik kasar pada anak. Dimana motorik kasar melibatkan semua organ tubuh, sedangkan motorik halus melibatkan tangan saja. Yang ditekankan pada pertemuan ini motorik halus perlu latihan dan harus tuntas sebelum masuk usia SD. Adapun cara mengembangkan motorik harus yaitu melalui bernyanyi, tentunya lagu anak-anak misalnya bintang kecil. Bisa juga dengan cara mengambil barang-barang kecil yang bertujuan melatih otot tangan, bisa juga dengan menggambar dilumpur, menggunting kertas, Jelasnya.

Uzi juga menjelaskan tidak boleh memaksakan anak usia dini untuk menghafal, yang diperbolehkan adalah menstimulasi, kecuali anak yang punya kemauan tinggi.

Pada pertemuan ini tadi KPM sangat antusias mengikuti materi baik materi FDS yang disampaikan oleh pendamping PKH dan materi yang disampaikan oleh Sarjana Psikologi. (NY)

Di tulis oleh : Nuryanto (Pendamping Sosial PKH Kec. Suruh)

Selasa, 11 Desember 2018

TRANSFORMASI RASTRA KE BPNT


Trenggalek, 11 Desember 2018 bertempat diaula Kec.Gandusari, PPKH Kec.Gandusari mengadakan sosialisasi terkait perubahan  atau transformasi dari Beras Sejahtera ke Bantuan Pangan Non Tunai. 
Acara yang dihadiri oleh 45 perwakilan KPM PKH se-Kec.Gandusari ini dimulai pada pukul  08.30 WIB.  Acara dimulai dengan sambutan dari  Bapak Samelan selaku Sekcam Gandusari  sekaligus  membuka acara Sosialisasi pada pagi yang cerah ini.
Acara selanjutnya yaitu acara inti sosialisasi transformasi rastra ke BPNT yang disampaikan oleh Bapak Suparlan S.Pd Kabid Pemberdayaan dan Pengembangan Sosial Dinsos, PPPA Kab. Trenggalek. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan  tentang komplementaritas bantuan yang berhak didapatkan oleh KPM PKH. Termasuk bantuan RASTRA yang pada November 2018  ini dirubah menjadi BPNT. BPNT merupakan bantuan soaial pangan yang disalurkan dalam bentuk non-tunai dari pemerintah kepada KPM 
 setiap bulannya  sebesar Rp.110.000,00 melalui mekanisme uang elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan  pangan di E-Warong yang bekerjasama dengan Bank Penyalur / Agen BPNT. Bahan pangan dalam hal ini adalah beras dan atau telur. Untuk peserta PKH yang mendapatkan BPNT akan didampingi oleh pendamping PKH sedangkan di luar KPM PKH akan didampingi oleh TKSK. Dengan disisipi guyonan guyonan yang khas, beliau menyampaikan mekanisme pamanfaatan batuan oleh KPM secara gamblang dan jelas. 
Bapak Kabid juga menyampaikan bahwa tujuan dari program  BPNT ini yaitu untuk mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan serta memberikan gizi yang lebih seimbang kepada keluarga penerima manfaat. Selain itu, untuk meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerrimaan bantuan serta memberikan  pilihan dan kendali kepada KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan. Sehingga hal ini bisa mendorong tercapainya pembangunan masyarakat  yang berkelanjutan.(DV)

Laporan di tulis oleh : Devi Rianti Pendampig Sosial PKH Kec. Gandusari

Senin, 10 Desember 2018

KPM PKH SADAR ARTI PENTINGNYA PERLINDUNGAN ANAK

Bertempat di balai desa Karanganom, kecamatan Durenan pada hari senin 10 Desember 2018 pukul 10:00 sampai pukul 12:00 dilaksanakan Sosialisasi Perlindungan Anak dengan sasaran KPM PKH desa tersebut.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh pendamping  PKH  Durenan bekerja sama dengan perangkat desa setempat menyasar kurang lebih sekitar seratus anggota KPM PKH.

Acara dibuka dengan sambutan oleh korcam Durenan, bpk Misbakhul Munir. Dalam kesempatan tsb, beliau menyoroti tentang peranan program keluarga harapan dalam menekan angka kdrt dan memberikan warna baru bagi perlindungan anak dan perempuan. Selain itu, korcam yang berdedikasi tinggi dengan gerakan lintas sektoralnya tersebut juga memberi pemahaman terhadap aturan di PKH dan kaitannya dengan MPM.

Sambutan kedua diberikan kepada kepala desa setempat yaitu bapak Suherlan. Pak Kades nyentrik ini menggunakan kesempatan di mimbar dengan mengedukasi masyarakat soal surat menyurat dan jalur yang digunakan untuk memperbaiki data kemiskinan lewat musdes dan muskel. Selain itu beliau juga menyoroti tentang pentingnya menjaga keharmonisan desa menjelang pilkades dan pilpres.


Sejurus kemudian, keynote speaker bu Tina dari Dinas sosial dan P3A mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan ilmunya terkait perlindungan anak.
Ibu yang murah senyum tersebut memulai temanya dengan menyoroti perilaku anak di era milenial. Mulai dari persoalan kecanduan hp, tata krama bermedsos dan pergaulan anak secara virtual yang makin tak terkendali.

Keluarga sebagai sebuah benteng terdepan dalam menghadapi era milenial, jelas membutuhkan orang tua yang bisa memahami dan mengerti era modern dalam mendidik dan mengarahkan anak.

Salah satu yang dianggap vital adalah komunikasi sebagai jembatan penghubung agar pemahaman anak dan orang tua bisa selaras dan bersinergi.

Selain itu, pendekatan secara agamis juga dianggap sebagai salah satu kunci yang paling krusial dalam membentuk karakter/kepribadian anak.

Diluar itu, logika benar salah dan kejujuran dianggap sebagai stimulan bagi pengembangan kepribadian yang utuh.

Agar persoalan dalam masyarakat dalam hal terkecil keluarga, ibu Tina juga menekankan pentingnya meminta maaf dan menjaga emosi sehingga anak bisa mandiri dalam bersikap.

Tak lupa, kesetaraan gender juga butuh disosialisasikan dalam membentuk sebuah keluarga yang harmonis, sehingga tidak ada lagi sekat-sekat yang justru malah memperkaku suasana. Dengan saling bersinergi akan terjalin sebuah keluarga yang harmonis dan sejahtera.(P2U)



Dilaporkan Oleh: Priya Pambudi Utama, Pendamping Sosial PKH Kec. Durenan